Mataram (ANTARA News) - Ng Yin Teck (24), pendaki ilegal warga negara Malaysia ditemukan tewas di tempat pemandian Aik Kalak (pemandian air panas) yang berada di atas Gunung Rinjani, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu.
"Kami dapat informasi dari masyarakat, sekarang korban dalam proses evakuasi," kata Kepala Resort Senaru, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) Gusti Ketut Suarta, ketika dihubungi dari Mataram, Rabu.
BTNGR sudah menutup seluruh jalur pendakian Gunung Rinjani berdasarkan rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) setelah meletusnya Anak Gunung Rinjani pada September 2016.
"Jalur pendakian sudah ditutup, jadi tidak boleh ada aktivitas pendakian tanpa izin resmi," ujar Gusti.
Humas Kantor SAR Mataram Putu Cakra Ningrat, juga mengaku sudah mendapatkan informasi adanya pendaki asing yang meninggal dunia di atas Gunung Rinjani.
"Tapi belum ada laporan secara resmi dan permintaan bantuan untuk proses evakuasi. Kami masih koordinasi dulu dengan pihak-pihak terkait di Senaru," katanya.
Sementara itu, informasi yang diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, warga negara Malaysia berjenis kelamin laki-laki dengan nomor paspor A32571227, melakukan pendakian lewat jalur Sembalun, Kabupaten Lombok Timur.
Korban pada saat itu ditemani oleh seorang buruh pengangkut barang (porter) dan seorang pramuwisata serta satu orang pendaki lain berinisial JB (22) jenis kelamin perempuan asal Jerman.
Korban bersama rombongan mandi di pemandian air panas pada Selasa (8/11) pukul 12.30 WITA. Korban menyelam ke dalam air beberapa menit, setelah itu tidak muncul lagi ke permukaan.
Rombongan pendaki lainnya berusaha melakukan pencarian, namun korban tiba-tiba muncul dalam keadaan mengapung dan sudah tidak bernyawa sekitar pukul 19.00 WITA.
Kepala Resort Sembalun, BTNGR, Gusti Ketut Suarta, mengatakan pihaknya bersama masyarakat Desa Senaru, Kabupaten Lombok Utara, sudah naik ke lokasi Aik Kalak untuk melakukan proses evakuasi jenazah korban.
"Korban sekarang dalam proses evakuasi. Kami juga sudah laporkan hal ini ke Kepala BTNGR di Mataram," ujarnya.
Pewarta: Awaludin
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016