Meulaboh, Aceh (ANTARA News) - Tim SAR masih terus bekerja mengevakuasi para korban banjir yang melanda sembilan kecamatan di Kabupaten Aceh Jaya, sementara tiga orang dilaporkan masih hilang setelah terseret oleh arus banjir.
Sejak Senin malam (7/11), Tim SAR dari Basarnas bersama Badan Penangulangan Bencana Kabupaten (BPBK) Aceh Jaya, personel TNI dan Polri terus menyusuri lokasi banjir untuk mengevakuasi para korban.
Pos SAR Meulaboh juga telah meminta kekuatan tambahan Satgas SAR Aceh Barat Daya (Abdya) Rescue untuk membantu para korban di pedalaman Aceh Barat, sementara Satgas dari Kantor SAR Banda Aceh dikerahkan ke wilayah Kabupaten Aceh Jaya.
"Hingga malam ini semua anggota masih dalam operasi evakuasi, seperti di Desa Peuleukung dan Pasie Malie, Kecamatan Woyla Barat. Sudah 38 KK berhasil kita evakuasi terdiri dari lansia dan anak-anak, permintaan dari BPBD evakuasi akan diperluas malam ini juga," kata Koordinator Pos SAR Meulaboh, Dwi Hetno, di Meulaboh, Selasa malam.
Banjir melanda sembilan kecamatan di Aceh Jaya dan sembilan kecamatan di Aceh Barat, kemudian jalur transportasi lintas provinsi Meulaboh-Banda Aceh juga terputus karena digenangi banjir.
Selasa sore, seorang pria bernama M Yusuf (63) warga Dusun Geulumpang Dua, Desa Tanoh Manyang, Kecamatan Teunom, Kabupaten Aceh Jaya, dilaporkan hilang terseret arus banjir dari luapan air sungai yagn menerjang pemukiman warga.
Tim SAR masih terus melakukan pencarian dengan menyisir lokasi yang ditunjukan warga sekitar.
"Kejadiannya sore tadi, saat tim masih dalam kegiatan evakuasi, kemudian menerima informasi itu dari pihak terkait, kita langsung turun. Informasinya korban terseret arus banjir saat hendak pulang ke rumah," katanya.
Sebelumnya, di Aceh Barat, lima orang juga hanyut terseret arus banjir dengan tiga di antaaranya berhasil diselamatkan, sedangkan dua lainnya belum ditemukan.
Tiga orang yang selamat itu, yakni Indra (13), Rian (12) dan Fauzan (13). Tiga anak ini terseret banjir saat mereka sedang bermain air.
Pewarta: Anwar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016