Yogyakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Daerah Istimewa Yogyakarta Teddy Karim mengungkapkan, pihaknya segera menggandeng banyak pengusaha lokal untuk mengembangkan sektor pariwisata medis yang bernilai miliaran rupiah.
"Kita mengajak banyak pengusaha muda pemula untuk mengembangkan pariwisata medis di DIY. Nilainya cukup fantastis mencapai miliaran rupiah," ujarnya dalam Diskusi Hipmi di Galeria Mall, di Yogyakarta, Selasa.
Bahkan, kata dia, di seluruh wilayah Indonesia terdapat sekitar 30.000 jenis tumbuhan, dan 2.500 jenis diantaranya merupakan tanaman obat yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan penerimaan masyarakat dan negara.
"Potensi tersebut merupakan modal yang kuat untuk menjadikan Indonesia sebagai basis industri obat herbal dan berbagai jenis jamu," katanya.
Selain tanaman obat, tambah Teddy, Indonesia juga memiliki berbagai jenis tata cara pengobatan dan perawatan tubuh secara tradisional yang sudah tersohor.
"Perlu diatur dan ditingkatkan pengembangan tata cara pengobatan dan perawatan masyarakat, seperti spa dan akupuntur. Ini merupakan sebuah potensi untuk memoles pariwisata medis menjadi lebih menarik bagi pasien asing," tuturnya.
Ia mencontohkan, nilai pariwisata medis tersebut sangat signifikan untuk dikembangkan di DIY, sebab DIY merupakan salah satu daerah tujuan wisata favorit di Indonesia.
Pariwisata medis, jelas Teddy, dapat meliputi beberapa fasilitas, diantaranya spa, akupuntur, penggunaan produk jamu tradisional, pengobatan tradisional dengan menggunakan produk herbal.
Lalu, penyediaan fasilitas pariwisata medis lainnya seperti layanan pijat tradisional yang mayoritas menggunakan ramuan herbal dari alam sekitar.
Ia mengasumsikan, jika biaya pariwisata dengan fasilitas diatas per orang mencapai sekitar Rp200 ribu, dan sekitar 25-50 persen wisatawan menggunakan pariwisata medis, dan dengan tingkat kunjungan wisata domestik dan mancanegara ke DIY setiap bulannya mencapai sekitar 369.176 orang, maka terdapat sekitar 184.600 wisatawan yang menikmati pariwisata medis.
Artinya, setiap bulan penerimaan masyarakat di usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sektor pariwisata medis, mencapai kisaran Rp18,46 miliar hingga Rp36,92 miliar per bulan.
Bahkan dalam setahun, bisa menghasilkan Rp221,52 miliar hingga Rp443,04 miliar. "Ini angka yang sangat besar," papar Teddy.
Selain itu, tambah Teddy, penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar pun akan bertambah signifikan, baik sebagai tenaga pelayan maupun sebagai petani yang mengembangkan produk-produk herbal tersebut.
Pewarta: RH Napitupulu
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016