Philadelphia/Manchester (ANTARA News) - Kampanye pemilihan presiden Amerika Serikat mendekati akhir pada Senin waktu setempat, namun masih panas seperti sejak awal dengan kandidat Partai Republik Donald Trump menyebut kandidat Partai Demokrat Hillary Clinton "palsu" sementara Clinton menuduhnya memecah belah negara, dan jajak pendapat baru Reuters/Ipsos menunjukkan Clinton punya peluang besar untuk menang.

Clinton dan Trump bersaing ketat di beberapa negara bagian dalam upaya terakhir mereka untuk mendorong keluar dan menggunakan hak pilih mereka pada Selasa.

Clinton berusaha mendapat lebih banyak dukungan dari warga Latin, Afrika-Amerika dan orang-orang muda, sementara Trump berusaha memenangi dukungan dari pendukung Demokrat yang kecewa dan kelas menengah yang menurut dia dipinggirkan dalam pembangunan politik.

Proyek States of Nation Reuters/Ipsos States of the Nation memberi Clinton 90 persen peluang untuk mengalahkan Trump, melihatnya di jalur menang dalam pemungutan suara 303 Electoral College dari 270 yang dibutuhkan, sedang Trump diperkirakan hanya memenangi 235 di antaranya.

Survei menunjukkan persaingan ketat di Michigan, tempat Demokrat telah lama menang di sana, kedua kandidat berkampanye di sana.

Pennsylvania, negara bagian lain yang kaya suara, juga dianggap sebagai tempat potensial oleh kedua kubu menjelang akhir kampanye.

Clinton mengadakan kampanye besar di Philadelphia pada Senin malam, menarik 33.000 orang untuk mendengarkan dia, Presiden Barack Obama, Michelle Obama dan rocker Bruce Springsteen dan Jon Bon Jovi.

"Besok kita akan menghadapi ujian pada masa ini," kata Clinton kepada para pendukung, mengatakan mereka bisa memutuskan negara seperti apa yang ingin mereka diami. "Kami memilih untuk percaya pada Amerika yang penuh harapan, inklusif dan berhati besar."

Obama, yang berkampanye sebelumnya untuk Clinton di Ann Harbor, Michigan, menegaskan tuduhan bahwa Trump "perangainya tidak layak menjadi panglima tertinggi," dan mengatakan Clinton punya pengalaman dan pencapaian.

"Anda tidak bisa hanya memilih seseorang, ANda harus punya seseorang yang luar biasa untuk dipilih," kata Obama sebagaimana dikutip kantor berita Reuters.

Sementara Trump memberi tahu pemilih pada kampanye petang hari di Manchester, New Hampshire, mereka menghadapi satu pernyataan di bilik pemungutan suara Selasa.

"Apakah Anda ingin Amerika dikuasai oleh kelas politik korup atau Anda ingin Amerika dikuasai lagi oleh rakyat?" tanya dia. "Besok kelas pekerja Amerika akan membalas."

Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016