Surabaya (ANTARA News) - Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur mendorong Pemerintah untuk menganugerahkan gelar pahlawan kepada Presiden Indonesia, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
"Gelar itu untuk mengabadikan pemikiran Gus Dur yang memiliki kontribusi besar bagi keutuhan NKRI. Pikiran dan sikap Gus Dur selama hidupnya menjadi perekat bagi keberagaman bangsa ini," kata Sekretaris PW GP Ansor Jawa Timur, H Ahmad Tamim, di Surabaya, Selasa.
Menurut dia, gelar kepahlawanan bagi Gus Dur adalah untuk memberikan pengetahuan kepada seantero anak negeri tentang pentingnya melestarikan hidup dalam keberagaman Indonesia.
"Gus Dur boleh meninggalkan kita, tetapi ajaran pluralisme Gus Dur tidak boleh kita tinggalkan, tetap kita lanjutkan," kata Gus Tamim, panggilan akrab Ahmad Tamim.
Ia menjelaskan Gus Dur dalam melihat keberagaman dengan dua variabel, yaitu agama dan negara. Gus Dur adalah ulama yang nasionalis atau nasionalis yang ulama.
"Karena itu, kita harus menghidupkan dan mereaktualisasikan pemikiran Gus Dur. Dengan pikiran dan sikapnya itu, Gus Dur menjadi sosok pemimpin yang diterima masyarakat lintas agama dan suku," katanya.
Dalam pandangan Ansor, Indonesia adalah negara beragam budaya, maka gelar kepahlawanan bagi Gus Dur bukanlah untuk Gus Dur dan keluarganya, tetapi untuk mengabadikan pemikiran kebhinnekaan Gus Dur.
"Apalagi, Indonesia saat ini dilanda pemikiran yang kasar, suka menyalahkan, suka provokasi, main klaim, dan menyalahi budaya bangsa yang berakhlak, karena itu saatnya menghidupkan pemikiran Gus Dur," katanya.
Pada tahun ini, Presiden Joko Widodo sudah menandatangani keputusan penganugerahan seorang tokoh sebagai pahlawan nasional. Keppres Nomor 90/2016 itu sudah ditandangani Presiden Jokowi pada Jumat lalu (4/11).
Pewarta: Edy M Ya'kub
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016