Tokyo (ANTARA News) - Perdana Menteri (PM) Jepang, Shinzo Abe, meminta aparat kepolisian untuk melakukan penyelidikan yang tuntas terhadap kasus penembakan Walikota Nagasaki, Itcho Ito (61), yang membuat korban berada dalam kondisi serius dan dalam perawatan intensif di rumah sakit setempat.
"Saya mengharapkan ada penyelidikan yang sangat serius dari otoritas yang berwenang agar dapat mengungkapkan kebenaran yang terjadi," ujarnya, seperti dikutip The Yomiuri Shimbun, Rabu.
Abe mengetahui kasus penembakan terhadap Ito dari sekretarisnya.
Sementara itu, kalangan politisi Jepang, baik dari pejabat pemerintahan senior dan pembuat undang-undang serta partai oposisi bereaksi keras, menyusul penembakan terhadap Walikota Nagasaki, Itcho Ito (61) yang sedang melakukan kampanye dalam pemilihan walikota setempat.
"Kekerasan terhadap pejabat pelayan publik apa pun alasannya adalah sesuatu yang keji dan tidak termaafkan," kata Kepala Sekretaris kabinet Yasuhisa Shiozaki .
Hal senada juga dikemukakan politisi dari partai berkuasa, Sekjen Partai Liberal Demokrat/Liberal Democtaric Party (LDP) Hidenao Nakagawa. Ia mengatakan tidak seorang pun boleh mencoba membunuh seorang politisi yang berbeda pandangannya dengan menggunakan senjata.
Menurut dia, politisi ditentukan untuk mendukung kebebasan berpolitik dan menentang segala bentuk kekerasan.
"Hal ini merupakan sesuatu yang tidak termaafkan jika mencoba menghalangi kebebasan berbicara," kata Ketua Umum LDP Yuya Niwa.
Dari kalangan partai lain, Wakil Sekjen Partai Demokratik Jepang menyebutkan, mengambil nyawa seseorang itu adalah hal yang kejam.
Polisi saat ini sedang mencari tahu motif penembakan yang dilakukan tersangka, yaitu Tetsuya Shiroo (59), wakil ketua kelompok gangster lokal, Suishin Kai, yang diduga berafiliasi dengan sindikat kriminal Yamaguchi Gumi.
kelompok Yamaguchi sendiri memiliki sekitar 40.000 anggota .
Gangster lokal di Nagasaki kerap terlibat dalam persoalan pertanahan, kegiatan konstruksi dan kontrak-kontrak. Penembakan terhadap Ito diduga bekaitan dengan hal-hal tersebut.
Peristiwa penembakan terhadap Ito, mengingatkan publik terhadap peristiwa serupa yang menimpa walikota Hitoshi Motoshima yang cedera serius saat ditembak kelompok radikal pada 18 Januari 1990. Ito sendiri ditembak dari arah belakang seusai melakukan kampanye Selasa petang (17/49.
Kedua walikota secara tradisional merupakan penentang perang dan kekerasan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007