Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pendidikan Nasional, Bambang Soedibyo meminta mahasiwa Indonesia berhati-hati jika melanjutkan sekolah di luar negeri, menyusul peristiwa tewasnya seorang mahasiwa Indonesia yang menjadi korban penembakan massal di Universitas Virginia Tech, AS, Senin (16/4).
Pernyataan tersebut dikemukakan Mendiknas seusai menghadiri acara pembukaan Simposium Pendidikan Nasional di Istana Negara, Jakarta, Rabu, saat ditanya mengenai kemungkinan adanya imbauan agar mahasiwa Indonesia tidak bersekolah di AS.
"Saya tidak melakukan imbauan untuk melarang mahasiswa Indonesia bersekolah di AS, namun imbauan saya berhati-hatilah saat tinggal di negeri orang untuk melanjutkan studi," katanya.
Menurut Mendiknas, kasus tersebut sedang ditangani Departemen Luar Negeri dan Pemerintah AS karena menyangkut peraturan di negeri orang.
"Kita hanya perlu berhati-hati saja," katanya.
Pada kesempatan itu, Mendiknas juga menyatakan keprihatinannya atas peristiwa itu karena ternyata bersekolah di AS juga tidak aman.
"Makanya, ketika kita belajar di luar negeri memang harus berhati-hati dalam memilih tempat, tapi ini kan situasinya tidak diduga sama sekali, karena tampaknya orang frustasi yang kehilangan kontrol," ujarnya.
Saat ditanya mengenai kemungkinan pengiriman nota keberatan ke pemerintah AS, Mendiknas mengatakan bahwa hal itu mungkin tidak akan dilakukan karena peristiwa itu tidak terkait dengan tindak terorisme.
"Saya kira ini bukan terorisme, karena hal ini lebih banyak akibat perilaku orang frustasi nampaknya yang kemudian tidak terduga dan itu bisa saja terjadi di mana pun, tidak hanya AS," katanya.
Sementara itu, WNI yang menjadi korban massal penembakan di Universitas Virginia Tech diketahui sebagai Partahi Mamora Haloman Lombantoruan (34) dan jenazah mahasiswa S3 Teknik Sipil-Virginia Tech itu akan segera diterbangkan ke Jakarta begitu proses pemeriksaan selesai.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI-Washington DC, Harris Iskandar, ketika dihubungi wartawan ANTARA-New York, Tia Mutiasari pada Selasa siang masih berada tempat kejadian, yaitu di Blacksburg, sekitar 390 kilometer dari Washington, untuk menunggui proses pemeriksaan jenazah oleh pihak berwenang setempat.
"Kami harapkan jenazahnya segera selesai diperiksa dan setelah itu sudah bisa dibawa ke rumah duka untuk dibalsem dan diterbangkan ke Jakarta," ujarnya.
Ia memperkirakan pemeriksaan jenazah Partahi sudah selesai dilakukan paling lambat hari Rabu, sementara pemulangan jenazah ke Jakarta kemungkinan dapat dilakukan dalam dua atau tiga hari mendatang.
"Pihak keluarga sudah diberi tahu dan mereka menginginkan agar jenazah dipulangkan ke Jakarta," tambahnya.
Menurut Harris, Partahi yang sedang menjalani studi program S3 di Virginia Tech itu, sehari-harinya tinggal di penginapan sekitar kampus di Blacksburg.
Secara keseluruhan, 16 mahasiwa Indonesia tercatat tengah menempuh pendidikan di Universitas Virginia, sementara di kota Blacksburg sendiri terdapat sekitar 26.000 orang mahasiswa.
Tewasnya Partahi dalam penembakan di kampus Virginia Tech terjadi dua hari menjelang pria Batak itu merayakan ulang tahunnya yang ke-35 -- Partahi lahir pada 26 April 1972.
Penembakan di kampus Virginia Tech itu sendiri menewaskan 33 orang -- termasuk si penembak sendiri -- dan menurut pihak kepolisian, dilakukan oleh mahasiswa asal Korea Selatan bernama Cho Seung-hui (23) yang mengambil studi Bahasa Inggris. (*)
Copyright © ANTARA 2007