Jakarta (ANTARA News) - Jurubicara Deplu, Christiarto Legowo, mengatakan jenasah Partahi Mamora Haloman Lombantoruan, mahasiswa S3 program teknik sipil di Universitas Virginia, AS, yang menjadi korban peristiwa penembakan di kampusnya, masih harus melalui proses otopsi sebelum bisa dibawa kembali ke tanah air.
"Kami terus memantau informasi kedatangan jenasahnya ke Indonesia, karena tempat kejadian perkara terjadi di AS, maka ada prosedur administrasi dan otopsi yang harus dilakukan. Namun KBRI senantiasa berhubungan dengan pihak universitas agar setelah proses administrasi dan otopsi selesai, bisa dilimpahkan kepada KBRI di Washington," kata Legowo, di Jakarta, Rabu.
Ditambahkannya KBRI Washington telah mendapat otoritas dari pihak berwenang di AS untuk langsung memfasilitasi penerbangan jenasah ke Jakarta, dan membawanya ke rumah duka.
"Proses otopsi dan administrasi biasanya memakan waktu dua - tiga hari," ujarnya.
Dijelaskannya pihak KBRI di Washington setelah mendapat informasi dari kepolisian dan kampus, langsung menuju ke rumah sakit untuk memeriksa kebenaran bahwa korban adalah WNI.
"Dan ternyata benar, saat ini Dubes Sudjadnan Parnohadiningrat sedang menuju rumah sakit yang terletak di sekitar kampus Universitas Virginia untuk mengurus segala keperluan administrasi," katanya.
Deplu RI, Selasa malam, telah menyampaikan kabar duka cita ke keluarga korban di Jakarta, tambahnya.
Partahi, kelahiran 26 April 1972 itu, tercatat sebagai mahasiswa program Ph.D (program doktor) di Departemen Teknik Sipil-Universitas Virginia Tech.
Di Indonesia, pria Tapanuli itu pernah mengajar di Universitas Mercu Buana, Jakarta Barat, dan menjadi asisten dosen di Universitas Parahiyangan, Bandung.
Partahi tewas setelah seorang pria keturunan Korea Selatan, Senin, menembak mati 32 orang di Universitas Virginia Tech sebelum bunuh diri dengan senjatanya.
Peristiwa itu merupakan penembakan membabi-buta paling mematikan dalam sejarah AS. Kebanyakan yang tewas adalah mahasiswa, yang mengikuti kuliah di satu ruangan universitas tersebut. (*)
Copyright © ANTARA 2007