Denpasar (ANTARA News) - Wisatawan asal Tiongkok yang berkunjuang ke Bali sebanyak 741.741 orang selama sembilan bulan periode Januari-September 2016, meningkat 35,84 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya tercatat 546.034 orang.
"Pelancang asal negeri tirai bambu itu menempati posisi kedua setelah Australia yang selama ini tetap bertengger di posisi teratas dari sepuluh negara terbanyak memasok turis ke daerah ini," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan, Tiongkok mampu memberikan kontribusi sebesar 20,38 persen dari total wisman yang berwisata ke Pulau Dewata sebanyak 3,63 juta orang selama sembilan bulan periode Januari-September 2016.
Kunjungan wisman ke Bali tersebut meningkat 21,69 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015 tercatat 2,99 juta.
Adi Nugroho menjelaskan, sementara Australia yang menempati posisi teratas mampu memberikan kontribusi sebesar 23,36 persen, menyusul Jepang yang berada pada urutan ketiga dengan andil hanya 4,94 persen.
Sedangkan wisatawan Inggris memberikan kontribusi 4,52 persen, India 3,57 persen, Perancis 3,56 persen, Malaysia 3,55 persen, Amerika Serikat 3,44 persen, Korea Selatan 3,04 persen, Jerman 3,22 persen dan 26,43 persen sisanya dari berbagai negara di belahan dunia lainnya.
Meningkatnya kunjungan wisatawan asal Tiongkok ke Bali berkat berbagai faktor antara lain pertumbuhan perekonomian masyarakat Tiongkok cukup menggembirakan.
Selain itu adanya penambahan maskapai penerbangan Garuda Indonesia memperluas pasarnya ke Tiongkok dengan menambah rute Denpasar-Shanghai setelah sebelumnya membuka rute Denpasar-Beijing dan Denpasar-Guangzhou pada 2015.
Dengan demikian Tiongkok menjadi salah satu wilayah fokus pengembangan jaringan rute internasional Garuda Indonesia, mengingat potensi turis negeri itu yang bepergian ke seluruh dunia begitu besar mencapai 100 juta orang.
Konsulat Jenderal Tiongkok di Denpasar, Bali Hu Yinquan dalam kesempatan terpisah sebelumnya meminta kepada semua wisatawan asal Tirai Bambu yang melakukan perjalanan wisata ke Pulau Dewata menaati ketentuan hukum Indonesia, menghormati agama dan adat istiadat yang berlaku di negeri ini.
Hal itu penting karena sejak berdirinya konsulat Jenderal Tiongkok di Denpasar telah menjalin hubungan kerja yang baik dengan pemerintah setempat, terutama dengan Dinas Pariwisata, Polda Bali dan Kantor Imigrasi.
Ia juga meminta kepada instansi pemerintah yang terkait bisa terus memperbaiki fasilitas pendukung sektor pariwisata untuk wisatawan asal Tiongkok, misalnya menyediakan pelayanan dalam bahasa Mandarin.
Disamping itu pemerintah hendaknya membuat petunjuk jalan agar diikutsertakan dalam bahasa Mandarin supaya memudahkan kedatangan turis Tiongkok. Hal itu ditekankan karena turis Tiongkok diyakini akan bertambah banyak yang datang berlibur ke Bali.
Pewarta: IK Sutika
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016