Palu, Sulawesi Tengah (ANTARA News) - Unjuk rasa damai di Palu, untuk mengecam Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama, Jumat, diwarnai dengan aksi bersih sampah.
Meskipun melibatkan puluhan ribu orang, aksi di depan Markas Polda Sulawesi Tengah, Kantor Gubernur Sulawesi Tengah dan Kantor DPRD Sulawesi Tengah itu tak menyisahkan sampah karena massa berlaku tertib dengan membuang sampah pada tempatnya.
Syafik, seorang demonstran dari Alkhairaat, mengatakan, membuang sampah pada tempatnya akan mengurangi peluang orang-orang yang ingin menjatuhkan Islam.
"Ya dan saya juga sangat terharu dengan semua ini tentunya, sebab dengan ribuan orang yang ada tidak mudah untuk menjaga kebersihan, tapi kali ini kita buktikan bahwa demo yang digelar oleh umat Islam tidak memberikan kerugian pada orang lain," kata Syafik.
Dalam aksi ini, Kapolda Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal Polisi Rudy Sufahriadi turun menenagkan massa. Dia memohon doa dari masyarakat dan memberikan kepercayaan kepada polisi untuk menyelesaikan masalah ini sesuai dengan aturan yang berlaku. Dia mengharapkan masyarakat turut mengawal kasus itu, sampai ada kepastian hukum.
"Saya menjadi Kapolda memegang amanah masyarakat, memegang amanah umat, karena itu saya sampaikan bahwa kasus dugaan penistaan agama yang melibatkan Gubernur Ahok akan dilakukan penyidikan," kata Rudy.
Unjuk rasa di Palu dimulai setelah selesai salat Jumat sekitar pukul 13.30 WITA. Massa bergerak dari dua lokasi berbeda yakni Masjid Raya Lolu di Palu Selatan dan Masjid Agug Darussalam di Palu Barat. Unjuk rasa berakhir menjelang pukul 18.00 WITA.
Pewarta: Fauzi
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016