Washington (ANTARA News) - FBI dan lembaga intelijen Amerika Serikat memeriksa dokumen yang dipalsukan dengan tujuan mendiskreditkan kampanye Hillary Clinton.
Menurut sumber yang enggan disebutkan namanya, pemeriksaan ini sebagai bagian dari penyelidikan yang lebih luas atas keyakinan pemerintah AS terhadap upaya Rusia mengganggu pemilihan presiden di AS.
Senator Partai Demokrat di Komite Senat Keamanan Nasional, Tom Carper, telah menyerahkan salah satu dokumen ke FBI untuk diselidiki dengan alasan bahwa nama dan format suratnya telah dipalsukan.
Dalam surat palsu yang mengambil nama Carper dan ditujukan ke Hillary tersebut, tertulis "Kami tidak akan membiarkan Anda kalah dalam pemilihan ini,".
Surat palsu atas nama Carper itu adalah salah satu dari beberapa dokumen yang diserahkan pada FBI dan Departemen Kehakiman AS untuk diperiksa dalam beberapa pekan terakhir.
Juru bicara Carper sendiri menolak berkomentar mengenai hal ini.
Sebagai bagian penyelidikan atas dugaan peretasan oleh Rusia, pengusut dari FBI juga meminta petinggi Partai Demokrat untuk memberikan salinan dokumen lain yang dicurigai palsu dan telah beredar bersama dengan surat elektronik dan dokumen sah lainnya.
Badan-badan intelijen AS sendiri telah memperingatkan bahwa kampanye palsu yang mereka percaya diatur oleh pemerintah Rusia untuk merusak kredibilitas pemilihan presiden AS ini, bisa bergerak melampaui peretasan sistem surat elektronik Partai Demokrat.
Hal itu, dapat mencakup pemalsuan data pemilih atau informasi salah lainnya yang akan berlangsung hingga pemungutan suara pada 8 November mendatang, ujar sumber resmi pemerintah AS.
Otoritas Rusia sendiri menolak semua tuduhan tersebut.
Selain surat Carper, FBI juga meneliti tujuh buah dokumen yang mengusung logo konsultan politik Partai Demokrat, Firma Joel Benenson, Benenson Strategy Group dan Clinton Foundation.
Dokumen yang dentifikasi palsu oleh tim kampanye Clinton tersebut, mengklaim "polling" suara Clinton jatuh, penyeruan "perubahan strategi untuk bulan November" yang termasuk "menggelar kerusuhan sipil" dan "serangan radiologi" dengan bom nuklir untuk mengganggu pemilihan.
Seperti surat palsu atas nama Carper, dokumen-dokumen itu masih belum jelas dari mana berasal atau bagaimana mulai beredarnya.
Pada tanggal 20 Oktober lalu, mantan pembantu Trump dan anggota partai Republik, Roger Stone mentautkan salinan dokumen tersebut di akun Twitter-nya dan mengatakan "Jika ini nyata: OMG !!".
Benensons Firm tidak segera berkomentar atas hal itu dan Stone sendiri tidak merespon surat elektronik yang dikirimkan untuk dimintai komentar.
Sementara juru bicara Clinton Foundation, Craig Minassian mengatakan dokumen itu palsu dan ia tidak mengetahui apakah FBI telah memeriksa dokumen tersebut atau belum.
Juru bicara untuk kampanye Clinton, Glen Caplin mengatakan dokumen tersebut palsu dan merupakan bagian dari "aksi nekat" yang memanfaatkan kebocoran surat elektronik Partai Demokrat oleh Wikileaks.
Dalam perkembangannya, hal ini menyoroti peran penting yang dimainkan penegak hukum dan badan intelijen AS dalam kontroversi pemilu dan perdebatan yang berlangsung.
Direktur FBI James Comey yang berasal dari Partai Republik, telah memicu protes dari Partai Demokrat pekan lalu ketika ia memberitahu Kongres bahwa pihaknya menemukan surat elektronik lain yang dapat dikaitkan dengan penyelidikan ke server pribadi Clinton ketika dia menjabat sebagai Sekretaris Negara, sehingga membuka kembali penyelidikan yang ia tutup pada bulan Juli lalu, demikian Reuters.
(R030)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016