Malang (ANTARA News) - Produksi susu segar yang dihasilkan sapi perah di Kabupaten Malang, Jawa Timur, meningkat dari 117.235 ton pada 2014 menjadi 132.052 ton pada 2015, dan pada semester pertama 2015 mencapai 66.593 ton.
"Untuk mempertahankan sekaligus meningkatkan produksi susu segar, kami memberikan bantuan sapi perah kepada peternak. Tahun ini sebanyak 92 ekor dan tahun depan bantuan ini masih terus berlanjut, namun jumlahnya tidak sebanyak tahun ini," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang Sudjono di Malang, Jumat.
Ia mengemukakan selama lima tahun terakhir bantuan sapi perah yang diberikan kepada peternak mencapai 826 ekor. Peternak yang mendapatkan bantuan tersebut berada di sentra-sentra sapi perah, seperti di Kecamatan Wajak, Pujon, Ngantang, Poncokusumo, dan Jabung.
Sudjono mengakui meski produksi susu segar terus meningkat, Kabupaten Malang sebagai salah satu sentra sapi perah yang mampu memproduksi sebanyak 344 ton per hari, masih belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya untuk industri olahan berbasis masyarakat (bukan pabrikan).
Susu segar yang dihasilkan cukup tinggi itu, diolah secara mandiri oleh masyarakat baru mencapai 500 liter per hari. Padahal, jika dijual sudah dalam bentuk olahan harganya lebih mahal, seperti susu pasteurisasi seharga Rp12 ribu/liter, dijual eceran sehrgaa Rp8 ribu/liter, dan kalau masuk pabrik seharga Rp4.600-Rp5 ribu/liter.
Produksi susu segar yang dihasilkan peternak di Kabupaten Malang itu berasal dari 79.277 ekor sapi perah. Jumlah sapi sebanyak itu menempatkan Kabupaten Malang di posisi kedua setelah Kabupaten Pasuruan sebagai daerah dengan populasi sapi perah terbanyak.
"Setiap tahun ada kenaikan produksi sekitar 2-3 persen dan hampir sebagian besar disetor ke pabrik-pabrik pengolahan susu," katanya.
Sementara itu salah seorang peternak sapi perah di Kecamatan Pujon, Suyanto, mengaku saat ini peternak kesulitan untuk mendapatkan pakan karena banyak lahan yang sebelumnya ditanami rumput beralih fungsi, baik menjadi hunian (perumahan) maupun pabrik-pabrik besar (industri).
"Kadang-kadang kami harus ke daerah tetangga (Kediri) untuk mendapatkan rumput atau tebon (batang tanaman jagung yang sudah dipanen). Selain itu, juga kami topang dengan pakan konsentrat agar produksi yang dihasilkan lebih bagus dan lebih banyak," ucapnya.
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016