"Selama saya berjualan, baru hari ini ada harga cabai merah sampai Rp110 ribu. Kami dapat pasokan dari Pasar Bina Usaha. Kalau ambil borongan di sana bisa dapat Rp100 ribu seperti harga kemarin," kata Hasrul, salah seorang pedagang di Desa Lapang, Jumat.
Sejumlah pedagang yang diwawancarai di Pasar Desa Lapang, Kecamatan Johan Pahlawan itu mengatakan kenaikan harga cabai merah itu terjadi sejak Rabu (2/11) dengan harga bertahan Rp90.000-Rp100.000/kg.
Akibat kenaikan harga yang cukup drastis ini, para pedagang terpaksa mengecilkan volume pasokan barang. Biasanya mereka memiliki cabai di atas meja 20-30 kg.
Hari ini hanya beberapa toko yang menjual cabai merah.
"Kalau dua hari lalu Rp80 ribu per kilogram, kemarin naik Rp100 ribu dan hari ini Rp110 ribu. Kami pedagang enceran juga terkaget-kaget saat membeli di Pasar Bina Usaha dari agen. Hari ini hanya dapat lima kg, nggak ada barang tapi cukup untuk pelengkap satu hari saja," tambah Ainon, pedagang lainnya.
Sejumlah masyarakat yang berbelanja di lokasi pasar setempat memilih mengurungkan niatnya membeli cabai merah. Apalagi harga eceran cabai Rp15.000/ons.
Pada Selasa (1/11), harga cabai merah sempat mengalami penurunan hingga Rp60.000/kg, karena pasokan ke pasar mulai normal sementara para pedagang masih memiliki barang yang dipasok dua hari sebelumnya.
"Memang seperti itu, apabila barang lama masih banyak kemudian masuk barang baru otomatis akan terjadi persaingan harga. Tapi turunnya tidak seberapa di saat memang pasokan tidak normal, kemudian bisa naik lebih tinggi,"kata Kabid Perindag Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Aceh Barat Cut Teti Herawati Rahmah.
Dia telah memprediksi gejolak kenaikan harga cabai merah akan terus terjadi, apalagi umat Muslim di Aceh akan merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW yang menyebabkan kebutuhan cabai merah cukup tinggi.
Pemkab Aceh Barat, kata dia, tidak mungkin mengintervensi pedagang untuk menjual dengan harga murah, apalagi Pemda tidak tersedia dana untuk tahun ini mengadakan pasar murah untuk bahan penting seperti cabai merah ataupun bawang.
Pewarta: Anwar
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016