Makassar (ANTARA News) - Seorang anggota Polisi Militer (POM) dan dua pegawai sipil POM Kodam (Pomdam) VII/Wirabuana hilang di gunung Mambulili dan Gunung Ganda Dewata, Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat, saat mereka mendaki gunung tersebut sejak Minggu (8/4). Ketiga anggota yang bertugas di Pomdam itu masing-masing Mayor Latang dan dua pegawai sipil bernama Azis dan Rifai. Hilangnya ketiga orang ini baru diketahui setelah dua orang anggota Pomdam, yakni Serma Alexander dan Ampang yang ikut dalam pendakian, berhasil keluar dari dalam hutan lebat di gunung tersebut hari Senin (16/4) Informasi yang dihimpun ANTARA News Makassar menyebutkan, kelima anggota POM itu berangkat ke Kabupaten Mamasa pada hari Minggu (8/4) kemudian menuju gunung Mambulili dan gunung Ganda Dewata yang merupakan gunung tertinggi di Sulbar untuk mendaki. Dari kelima anggota yang yang mendaki itu, dua di antaranya berhasil keluar dari hutan Mambulili setelah ditemukan oleh warga Dusun Pongko, Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa pada hari Senin (16/4). Serma Alexander langsung diusung oleh warga karena kondisinya sudah sekarat, dan mendapat perawatan di RS Banua Mamasa, sedangkan kondisi Ampang, rekan Alex hingga kini belum diketahui. Menurut dr Rifka yang merawatnya, Alex ditemukan dalam kondisi kedua kakinya bengkak dan terdapat sejumlah goresan di sekitar tubuhnya karena sudah empat hari tidak makan dan minum. Alex mengaku kepada dokter Rifka bahwa mereka punya misi khusus mendaki gunng tersebut namun Alex tidak merinci misi khusus tersebut. "Kondisi Alex saat ini sudah mulai membaik," ujarnya. Beberapa warga Mamasa yang berada di sekitar gunung tersebut mengatakan, ketiga rekan Alex diperkirakan sudah meninggal karena kedinginan apalagi di Mamasa sedang musim hujan dan mereka hanya berbekal 40 bungkus mi instan. Informasi lain menyebutkan bahwa misi yang diemban kelima orang itu sangat rahasia dan setibanya di tempat yang dituju, mereka akan dijemput helikopter. Sementara itu, kakak Alex, Merien yang tinggal di Dusun Tatoa, Kelurahan Tawalian, Kecamatan Mamasa, mengaku tidak tahu apa tujuan mereka mendaki gunung berhutan lebat itu. Ia hanya mendengar dari beberapa warga Mamasa yang menyebutkan bahwa ingin bertapa dan ada juga yang mengatakan ingin mencari bangkai pesawat Adam Air yang hilang 1 Januari 2007. Alexander yang ditemui watratawan di rumah kakaknya tidak mau berkomentar kecuali menyebutkan bahwa mereka datang ke gunung itu untuk jalan-jalan di rumah keluarga. Danramil 1402/05 Mamasa, Kapten Hartono yang ditanya soal kasus juga tidak mau berkomentar. "Maaf saya tidak punya kewenangan memberikan keterangan yang punya hak adalah Dandim, Danrem dan Pangdam," ujarnya dengan menambahkan bahwa pihaknya telah mengirim anggota pada Selasa siang sekitar pukul 11.15 Wita untuk mencari tiga anggota lainnya yang hilang itu. Sementara itu, Komandan Polisi Militer Kodam VII/Wrb, Kolonel CPM Dedy Suryadi, SH yang dihubungi ANTARA News melalui telepon membenarkan peristiwa yang menimpa anggotanya itu. Menurut Dedy, sebelumnya ia tidak mengetahui jika anggotanya itu berada di Mamasa karena mereka meminta ijin untuk ke Mamuju guna menghadiri pesta perkawinan warga mereka yang ada disana. "Mereka mendapat ijin dari tanggal 8 hingga 12 April 2007 dan selebihnya hari libur, tapi hari Senin kemarin kami mendapat khabar bahwa mereka hilang," ujarnya. Pihaknya telah membentuk Posko pencarian ketiga anggota yang hilang tersebut, sedangkan Alex yang bertugas di satuan intel Pomdam itu belum bisa dimintai keteragan karena kondisinya masih lemah.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007