Aden, Yaman (ANTARA News) - Ribuan warga Yaman memprotes rencana baru Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengakhiri konflik menghancurkan antara para pemberontak dan pemerintah yang didukung oleh Arab Saudi, menyebut rencana itu dapat melegitimasi cengkeraman kekuasaan pemberontak.
Aksi demonstrasi di Kota Aden dan lokasi lainnya pada Kamis (3/11) terjadi sesaat sebelum utusan PBB Ismail Ould Cheikh Ahmed tiba di Sanaa untuk melakukan perundingan damai dengan pemberontak Houthi yang didukung Iran.
"Kami menolak rencana Ould Cheikh (Ahmed)," demikian tulisan dalam salah satu spanduk yang dibawa para demonstran di Aden -- pusat pemerintahan sementara --merespons seruan pihak berwenang untuk berdemonstrasi di kota tersebut.
"Tidak untuk inisiatif yang melegitimasi kudeta," kata demonstran lain sebagaimana dikutip kantor berita AFP.
Presiden Abedrabbo Mansour Hadi pada Sabtu menolak rencana damai utusan tersebut, mengatakan bahwa itu akan menjadi ganjaran Houthi karena telah merebut ibu kota dan "membuka pintu terhadap lebih banyak penderitaan dan perang."
Hadi mendapat dukungan dari koalisi pimpinan Arab Saudi yang melancarkan serangan militer mulai Maret 2015 setelah pemberontak menutup kawasan pengungsi di Aden, memaksa dia pergi ke Arab Saudi.
Isi peta jalan yang diserahkan kepada para pemberontak pekan lalu itu belum disampaikan ke publik.
Namun, beberapa sumber mengatakan bahwa rencana itu meminta penunjukkan wakil presiden baru setelah para pemberotak tersebut mundur dari ibu kota Sanaa dan kota lainnya serta menyerahkan senjata mereka ke pihak ketiga.
Namun sumber-sumber yang mengetahui masalah itu mengatakan peta jalan itu menyeru kesepakatan penunjukan wakil presiden baru setelah pemberontak mundur dari ibu kota Sanaa dan kota-kota lain dan menyerahkan senjata-senjata berat ke pihak ketiga.
Hadi kemudian akan memindahkan kekuasaan ke wakil presiden yang akan menunjuk perdana menteri baru untuk membentuk pemerintahan dengan perwakilan setara antara perwakilan selatan dan utara Yaman.
Ratusan orang juga berdemonstrasi menentang rencana perdamaian itu pada Kamis di Marib, utara Sanaa, dan Provinsi Hadramaut menurut para saksi mata.
Hadi menggambarkan proposal baru itu sebagai "keberangkatan eksplisit" dari resolusi Dewan Keamanan PBB 2216, yang menyeru pemberontak menarik diri dari wilayah wilayah yang mereka rebut sejak 2014.
Houti menyebut rencana itu "basis untuk diskusi" meski mengandung "cacat fundamental."
Konflik telah menewaskan hampir 7.000 orang sejak koalisi melancarkan serangan menurut PBB. (hs)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016