Beijing (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi mengatakan kebangkitan Asia semakin nyata dan menjanjikan, di tengah perubahan geopolitik dan ekonomi global yang dinamis.

"Dunia saat ini sedang menghadapi berbagai perubahan besar, namun kebangkitan Asia semakin terang," katanya, pada malam resepsi peringatan lima tahun berdirinya Pusat ASEAN-Tiongkok (ASEAN-China Center/ACC) di Beijing, Kamis.

Dalam pidato tertulis yang dibacakan utusan khusus Tiongkok untuk ASEAN Sun Guoxang, Menlu mengatakan sejak diresmikan pembentukkannya di Bali, Indonesia, lima tahun silam, ACC telah banyak memainkan peranan penting untuk meningkatkan dan mempererat hubungan kemitraan serta kerja sama antara ASEAN dan Tiongkok.

"Tahun ini pula, kita memperingati 25 tahun kemitraan dialog antara ASEAN dan Tiongkok. Dalam rentang waktu tersebut kedua pihak telah memberikan saling pemahaman dan kepercayaan, yang merupakan landasan penting untuk mempererat dan memperkuat hubungan serta kerja sama," tutur Wang Yi.

Ia menilai hubungan serta kerja sama ASEAN dan Tiongkok telah menunjukkan hasil sangat baik, serta memberikan keuntungan tak ternilai bagi masyarakat kedua pihak.

"ASEAN dan Tiongkok telah menunjukkan bahwa setiap negara, besar maupun kecil, adalah sama, setara dan memiliki kesamaan kepentingan untuk membangun," kata Menlu Wang Yi.

Pada 2013 Presiden Tiongkok Xi Jinping telah menyerukan hubungan yang semakin erat antara komunitas ASEAN dan Tiongkok, yang diperkuat pernyataan Perdana Menteri Li Keqiang untuk membangun "kerangka kerja sama 2+7" guna membangun hubungan lebih erat kedua pihak.

Wang Yi mengemukakan Tiongkok telah menjadi mitra dagang terbesar bagi ASEAN selama hampir tujuh tahun, dan diharapkan akan semakin meningkatkan hubungan perdagangan serta ekonomi kedua pihak di masa depan.

"Pertukaran pelajar ASEAN dan Tiongkok, pun semakin meningkat hingga kini mencapai 190 ribu orang. Begitu pun dengan jumlah pertukaran antarmasyarakat kedua pihak yan hampir mencapai 23 juta," ungkapnya.

ASEAN dan Tiongkok juga telah bersama-sama berpartisipasi dalam Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB), dan inisiatif Satu Sabuk Satu Jalan (One Belt, One Road/OBOR), kata Melu Wang Yi.

"Dengan berbagai capaian tersebut, maka inilah saatnya bagi ASEAN dan Tiongkok untuk tumbuh bersama secara lebih maju menuju masa depan lebih baik. Dunia sedang mengalami perubahan besar, namun kebangkitan Asia semakin nyata," katanya.

Terkait itu, peranan ACC sebagai fasilitator antara ASEAN dan Tiongkok sangat penting untuk semakin mempererat dan memperluas hubungan serta kerja sama antara kedua pihak.

Lima tahun adalah waktu yang masih sangat muda, namun saya berharap ACC mampu terus bekerja keras sebagai fasilitator untuk mewujudkan hubungan serta kerja sama yang lebih matang, lebih nyata, antara ASEAN dan Tiongkok, kata Wang Yi.

Sekjen ACC Yang Xiuping mengatakan sejak didirikan pada 2011 ACC telah menyelesaikan sekitar 100 proyek serta aktif dalam 500 kegiatan untuk memajukan hubungan serta kerja sama ASEAN dan Tiongkok.

"Sebagai pusat informasi satu atap, ACC telah mampu menjembatani kedua pihak untuk bekerja sama dalam banyak bidang dilandasi komitmen bersama yang kuat, disertai inovasi," ungkapnya.

Capaian tersebut, lanjut Yang Xiuping, tidak akan terwujud tanpa dukungan pemerintah masing-masing negara ASEAN dan Tiongkok. "Karena itu, saya mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan yang diberikan selama ini, dan berharap kerja sama ini akan semakin erat dan luas di masa datang," katanya.

Acara resepsi dihadiri Duta Besar RI untuk Tiongkok dan Mongolia, Soegeng Rahardjo dan perwakilan negara ASEAN lainnya, perwakilan organisasi international di Beijing, dan kalangan lainnya.

Puncak malam resepsi peringatan lima tahun ACC ditandai dengan pemotongan kue tart berlogo ACC secara bersama-sama oleh para duta besar negara-negara ASEAN, Utusan Khusus Tiongkok untuk ASEAN, dan Sekjen ACC.

Pewarta: Rini Utami
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016