Jakarta (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia (BEI) meyakini bahwa aksi demonstrasi pada 4 November 2016 tidak akan menimbulkan sentimen negatif bagi pasar saham dalam negeri, khususnya terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG).
"Secara historis, aksi demostrasi tidak terlalu berpengaruh. Pancasila dalam diri masyarakat cukup kuat, kalau ada keributan itu hanya sesaat. Dan itu tidak pengaruhi bursa," ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistio di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, salah satu hal yang mempengaruhi industri pasar modal yakni kegiatan bisnis, baik dari dalam negeri maupun global. Bahkan, pengaruh politik pun relatif kecil.
"Historis juga menunjukkan, sentimen politik tidak pernah mempengaruhi transaksi di bursa, liha saja ketika pemilu lalu, tetap saja bursa naik. Yang mempengaruhi itu ekonomi," katanya.
Saat ini, menurut Tito Sulistio, yang menjadi harapan investor adalah peningkatan peringkat utang Indonesia menjadi layak investasi atau "invesment grade" berdasarkan pemeringkatan oleh Standard & Poors (S&P).
"Saat ini, peringkat invesment grade dari S&P merupakan hal yang critical bagi industri pasar modal domestik. Peringkat investment grade akan mendorong asing masuk ke Indonesia," ujarnya.
Menurut dia, belum dinaikannya peringkat Indonesia masih menjadi salah satu penahan bagi beberapa perusahaan manajer investasi dunia untuk masuk ke Indonesia, khususnya di pasar saham.
Sebelumnya, Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere mengatakan bahwa dalam beberapa hari terakhir ini pelaku pasar asing mulai dominan mengambil posisi beli. Diharapkan, demonstrasi 4 November, berjalan kondusif sehingga tidak mempengaruhi psikologis investor.
Berdasarkan data BEI, pada hari ini (Kamis, 3/11) investor asing mencatatkan beli bersih (net buy) sebesar Rp170,17 miliar. Sementara itu, jika dilihat sejak awal tahun hingga 3 November 2016, investor asing membukukan beli bersih sebesar Rp33,08 triliun (year to date).
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016