Mungkin akan membawa sedikit gangguan distribusi, tetapi itu cuma berapa hari tidak usah dianggap kalau kita akan kesulitan gara-gara (demonstrasi) itu. Kita sudah jalan kok ekonominya."

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengaku tidak khawatir bahwa rencana sejumlah organisasi kemasyarakatan mengadakan aksi massa pada Jumat (4/11) akan berdampak serius pada ekonomi nasional.

"Mungkin akan membawa sedikit gangguan distribusi, tetapi itu cuma berapa hari tidak usah dianggap kalau kita akan kesulitan gara-gara (demonstrasi) itu. Kita sudah jalan kok ekonominya," ujar Darmin saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis.

Meskipun banyak pihak mewaspadai kemungkinan terjadinya tindakan anarkistis dalam aksi ormas di Ibu Kota, mantan Gubernur Bank Indonesia itu cukup tenang menanggapi aksi tersebut sebagai salah satu gejolak politik dalam perjalanan demokrasi Indonesia.

Darmin juga menegaskan bahwa sejak krisis pada 2008, fundamental ekonomi Indonesia tumbuh cukup kuat dan tidak terlalu dipengaruhi situasi politik.

"Coba diperhatikan sejak krisis 2008 ekonomi kita cukup kuat berjalan. Kita tidak melihat ini sesuatu yang mengkhawatirkan kecuali semua (kegiatan ekonomi) tidak bisa berjalan selama tiga bukan itu baru bermasalah. Kalau ini cuma satu atau dua hari, tidaklah (berdampak)," tuturnya.

Unjuk rasa berbagai elemen masyarakat yang dikoordinasi oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) akan digelar dalam rangka menolak dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI nonaktif Basuki Tjahaja Purnama.

Aksi yang akan dipusatkan di Jakarta itu akan diikuti sekitar 100 ribu orang.

Untuk mengantisipasi potensi kericuhan dan gangguan lalu lintas, Polda Metro Jaya telah menyiapkan rekayasa atau pengalihan arus di lokasi unjuk rasa sekitar Istana Kepresiden dan Silang Monumen Nasional (Monas) Jakarta Pusat.

Polri dibantu TNI dan instansi lainnya juga menyiagakan sekitar 18 ribu personel guna mengamankan aksi tersebut.

Pewarta: Yashinta Difa
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016