"Sampai minggu lalu sebesar Rp157 triliun dalam bentuk portfolio, itu tidak termasuk penanaman modal asing. Saham sekitar Rp37 triliun sisanya obligasi pemerintah," ujar Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Kamis.
Di kuartal IV 2016, Perry melihat potensi dana luar negeri masuk akan semakin besar. Salah satu peyebabnya adalah realisasi dari repatriasi dana program amnesti pajak yang selama ini mengendap di luar negeri.
Perkiraan Perry, hingga akhir Desember 2016, dana repatriasi akan menambah Rp100 triliun ke total capital inflow. Perkiraaan angka tersebut dari catatan dana repatriasi di periode pertama amnesti pajak sebesar Rp143 triliun, yang akan disalurkan dengan jangka waktu hingga akhir Desember 2016.
"Dari Rp143 triliun yang sudah masuk baru sekitar Rp 40 triliun. Sisanya Rp 100 triliun itu akan masuk dan kami antisipasi di Desember ini," ujarnya.
Namun, Perry mengakui, gejolak di pasar keuangan global masih membayangi. Jika tidak hati-hati, alih-alih dana masuk, sebaliknya bisa saja dana keluar terjadi.
Beberapa potensi gejolak itu antara lain bersumber dari Pemilihan Presiden (Pilpres) di Amerika Serikat pada 8 November 2016 mendatang dan rencana kenaikan suku bunga The Federal Reserva.
"Pilpres kami antisipasi tetapi sejauh ini dampaknya terhadap Indonesia, itu tidak besar bahkan sama sekali tidak ada. Itu dalam arti portfolio masih masuk masih masuk, kurs relatif stabil dan cukup baik," katanya.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016