Jakarta (ANTARA News) - "Indonesia Light Strike Vehicle (ILSV)" atau kendaraan serbu buatan Indonesia yang antipeluru diminati para pengunjung pameran yang sebagian besar dari luar negeri.
"Untuk ILSV yang terbaru adalah jenis black navy, memiliki kemampuan tahan peluru dan memiliki tempat senapan mesin di atapnya, beberapa warga asing mengaku tertarik dengan produk ini," kata Hadi Arrosuli, staf pemasaran ILSV pada pameran Indo Defence, Jakarta, Kamis.
Para pengunjung berseragam militer asing mencoba dan melihat interior kendaraan sembari menanyakan spesifikasi peralatan militer ini.
Kendaraan tempur ini adalah buatan dua perusahaan lokal; PT Jala Berikat Nusantara Perkasa (PT Jala) dan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) yang juga bekerjasama dalam pameran dengan PT Ridho Agung Mitra Abadi.
ILSV antipeluru memiliki spesifikasi dengan bodi material baja jenis NIJ Level III, dan memiliki empat cakram pada setiap roda. Kendaraan ini dipersenjatai dengan tempat senjata di atap mobil untuk ukuran kaliber senapan mesin 7,62 milimeter.
Ukuran velg sebesar 16 inchi dengan roda tipe R16 perbandingan 285/75. Kendaraan tempur ini mampu dipacu dalam kecepatan maksimal 100 kilometer per jam, dengan jarak jelajah maksimal 870 kilometer dalam keadaan jalan datar dan kecepatan standar 80 kilometer per jam.
Tipe mesin adalah 2 KD FTV dengan 16 silinder, DOHC, kapasitas mesin adalah 2.494 cc serta enam kali gearbox atau tingkatan kecepatan. Berbahan bakar diesel dan berkapasitas bahan bakar penuh 100 liter.
Warna hitam memberikan kesan elegan dan berkekuatan. Secara kasat mata orang tidak akan menyadari bahwa kendaraan ini sebenarnya adalah pengembangan dari Toyota Hilux. Karena memang perombakan total sudah dilakukan pada bodi, dengan lapisan baja yang berstektur kaku khas militer.
Kendaraan ini bisa membawa enam personel dengan perlengkapan tambahan dua radio komunikasi pada frekuensi 800 megahertz. Pameran Indo Defence diikuti 844 perusahaan dalam dan luar negeri yang akan memamerkan produk pertahanan. Mereka berasal dari 573 perusahaan asing dan 271 perusahaan dalam negeri yang bergerak dalam sektor pertahanan.
Pewarta: Afut Syafril
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016