Padang, Sumatera Barat (ANTARA News) - Harga cabai merah di Pasar Raya Padang, Sumatera Barat, kini bertengger pada Rp80 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp64 ribu, akibat pasokan kurang.
"Kenaikan sudah mulai sejak satu bulan terakhir, hari ini harga cabai merah tetap dijual Rp80 ribu per kilogram," kata Wendy (49), pedagang cabai di Pasar Raya Padang, Kamis.
Ia mengatakan sejak satu bulan lalu harga cabai merah di Padang terus naik dari Rp48 ribu per kilogram kemudian naik menjadi Rp60 ribu dan terus menembus Rp64 ribu, hingga Rp80 ribu saat ini.
Tingginya harga cabai ini akibat kurangnya pasokan dari luar daerah. Rata-rata pasokan cabai berasal dari Jawa dan Medan, dengan harga Rp80 ribu per kg.
"Kami mendapat informasi kurangnya pasokan dari Jawa disebabkan oleh banjir yang mengakibatkan produksi cabai menurun," kata Wendy.
Izal, pedagang cabai lainnya di Pasar Raya Padang, mengatakan satu bulan terakhir harga cabai terus merangkak naik sehingga pendapatan dia pun berkurang.
"Karena harga mahal, pembeli banyak yang mengurangi pembelian cabai merah tersebut, misalnya kalau biasanya mereka membeli satu kilogram, sekarang hanya setengah kilogram saja," kata Izal.
Harga cabai hijau juga naik dari sebelumnya Rp36 ribu per kilogram menjadi Rp44 ribu.
Seorang pembeli cabai di Pasar Raya Padang, Yulia Gustina (24) mengeluhkan tingginya harga cabai.
"Ini merupakan bahan pokok yang harus ada dan dibutuhkan, semoga ke depan pemerintah dapat mengatasi hal ini," kata guru bimbingan belajar asal Kabupaten Agam itu.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumbar mengatakan ingginya harga cabai di provinsi ini karena kurangnya stok pada tingkat pedagang akibat pasokan dari daerah produsen kurang dan waktu distribusi yang lama.
"Cabai kita sebagian besar dipasok dari Jawa. Sekarang di sana musim hujan. Demikian juga dengan Bengkulu. Sementara pasokan dari Medan, Sumatera Utara dipengaruhi erupsi Gunung Sinabung," kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindusterian dan Perdagangan Sumbar, Zaimar.
Pewarta: Agung Pambudi
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016