Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden M Jusuf Kalla di Jakarta, Selasa malam meluncurkan buku "Kisah Dibalik Damai di Aceh" yang menceritakan pernik-pernik perjalanan perundingan damai Aceh hingga munculnya nota kesepahaman (MoU) perjanjian damai Helshinki.
"Pak Farid saya minta untuk menjalin kontak. Harus berdialog langsung, tidak melalui perantara. Dulu CoHA kan lewat perantara, tidak berdialog langsung. Karena itu (kita) harus mencari kontak langsung. Harus diusahakan bagaimana berbicara langsung," kata Wapres M Jusuf Kalla dalam sinopsis buku tersebut.
Dalam pandangan Wapres soal Aceh dan penyelesaiannya sangat jelas yakni persoalan Aceh adalah masalah keadilan. Yakni keadilan di bidang ekonomi. Bukan karena masalah ideologi.
Wapres yakin selama bisa berkomunikasi langsung dengan sesama bangsa maka yakin akan bisa diselesaikan. Dan jika masalah Aceh tidak tersebut terselesaikan maka akan banyak jatuh korban.
"Saya berkeyakinan bahwa harus ada dialog langsng dengan solusi yang bermartabat dan berkeadilan," kata Wapres.
Sementara mengenai penugasannya kepada dr Farid Husain, Wapres memberikan alasan antara lain karena dr Farid orang yang mudah bekerja sama dan tidak pernah menolak perintah.
"Dia berani. Dia bisa menjaga kerahasiaan dan mampu improvisasi dan saya bisa percaya dia punya data," kata Wapres.
Dalam komentar lainnya Wapres secara jelas mengatakan tugas yang diemban dr Farid dapat dilaksanakan dengan tulus dan penuh tanggungjawab.
"Jadi tugasnya (Farid), kalau dari sudut saya sebagai bekas pengusaha adalah menawarkan, menjual dan melaksanakan kegiatan purna jual. Kalau dari sisi dr Farid sebagaimana dokter bedah, mulai dengan memeriksa, mengambil tindakan dan recovery. Tugas itu selalu dilaksanakan dengan tulus, bertanggungjawab dan dengan gembira, karena itu selalu saja dia dapat menemukan jalan yang kita tidak lihat," kata Wapres.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007