Jakarta (ANTARA News) - "Reshuffle" atau perombakan kabinet harus dilakukan secepatnya agar para menteri tidak kebingungan, kata Ketua DPR Agung Laksono. "Perombakan kabinet itu sebaiknya segera dilakukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono," kata Agung di sela-sela, acara ASEAN Inter-Parliamentary Organization (AIPO), 17-19 April 2007, di Kuala Lumpur, Selasa. Oleh sebab itu, katanya, "Jadi jangan ditunda-tunda lagi perombakan kabinet karena para menteri saat ini pada kebingungan. Apakah mereka akan dipakai lagi atau tidak". Agung mengatakan sesuai dengan pernyataan Presiden yang akan melakukan "reshuffle" pada pertengahan April 2007 maka diperkirakan pengumuman kabinet baru dilakukan antara 20-21 April 2007. Tapi Ketua DPR itu meminta Presiden untuk melakukan perombakan kabinet yang terakhir. Pembentukan kabinet baru nanti harus sampai mengantarkan Presiden hingga tahun 2009. Untuk itu, Ketua DPR Agung Laksono meminta Presiden benar-benar memilih orang yang tepat untuk duduk dalam kabinetnya. Ketika ditanya, dalam perombakan kabinet nanti apakah jumlah kader Golkar bertambah, menurut dia, jika bertambah itu sudah wajar karena Golkar merupakan partai pemenang Pemilu legislatif atau paling besar pemilih dan pendukungnya. Sementara itu Sekjen PDIP Pramono Anung mengatakan, walau PDIP tidak akan terlibat dengan isu reshuffle tersebut, namun jika reshuffle jadi dilaksanakan maka harus dilakukan secepatnya, karena Mei nanti sudah masuk pembahasan RUU Partai Politik. Menurut perhitungan Pramono, jika reshuffle terus diudur, maka kinerja menteri yang baru tidak dapat maksimal, dengan perhitungan, menteri yang baru butuh belajar enam sampai delapan bulan, padahal tahun 2008 parpol sudah fokus pada persiapan pemilu 2009. Namun Ketua Komisi II DPR Ferry Mursidan Baldan, mengatakan, reshuffle bisa dilakukan setiap saat dengan tujuan meningkatkan kinerja pemerintah. "Jadi, reshuffle kabinet bukan dilakukan untuk sekedar menyenangkan segelintir orang, tapi bagi kepentingan 220 juta rakyat Indonesia," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007