Gowa, Sulsel (ANTARA News) - Badan Perlindungan Anak-anak (Unicef) melalui Yayasan Indonesia Mengabdi (YMI) akan meneliti aksi model pencegahan perundungan (bullying) di dua Sekolah Menengah Pertama (SMP).
"Kita memberikan apresiasi kepada Yayasan Indonesia Mengabdi yang ingin melakukan penelitian aksi pencegahan perundungan dan semoga ini bermanfaat untuk yang lainnya," ujar Sekretaris Daerah Gowa H. Muchlis di Gowa, Selasa.
Ia mengatakan, rencana penelitian dituangkan dalam nota kerjasama (MoU) antara Pemkab Gowa dan YMI. Penandatangan kesepahaman ini diwakili oleh Sekda Gowa, H. Muchlis dan Ketua YMI, Dr Nurdin Noni.
Menurut Sekda Gowa, penelitian ini sangat bermanfaat dan mendukung gerakan sekolah ramah anak atau kekerasan anak yang baru-baru ini di luncurkan (launching) oleh Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan YL.
"Baru-baru ini kita memang meresmikan program sekolah tanpa kekerasan. Gerakan ini berlangsung serentak di Sulsel. Pelaksananya penelitian ini akan mendukung keberlangsungan program ini," urainya.
Bahkan dipilihnya kedua sekolah ini sekaligus juga dapat dijadikan sebagai bahan training of trainer (TOT) untuk sekolah lain. Bisa menjadi sekolah rujukan, sekolah lainnya.
Sementara itu Ketua YMI Nurdin Noni menjelaskan, perundungan berarti suatu perlakuan yang mengganggu, mengusik terus-menerus dan juga menyusahkan yang berdampak pada mental anak.
"Banyak yang ingin dicapai dan diharapkan akan berujung pada pengembangan program kerja daerah di bidang perlindungan anak melalui Tim Komite Pengarahan serta mendorong pertumbuhan titik anti kekerasan di Gowa berbasis sekolah," jelasnya.
Model penelitian dijelaskan oleh Ketua tim penelitian, Dr. Farida Aryani yakni diawali dengan baseline untuk melihat potensi-potensi perundungan apa yang terjadi disekolah tersebut.
"Setelah melihat, mengumpulkan potensi ini kita akan melakukan intervensi dengan jumlah model kegiatan. Kita ingin mengukur apakah dengan model yang kita lakukan ini akan menghilangkan praktek bullying di sekolah," jelasnya.
Lebih lanjut sekolah yang dipilih bukanlah sekolah unggulan yang ada di Gowa. Pertimbangannya sekolah unggulan biasanya sudah melakukan praktek intervensi mencegah terjadinya perundungan di sekolahnya.
Selain Gowa penelitian sejenis juga dilakukan di Makassar. Gowa dan Makassar dipilih YIM sebagai lokasi penelitian di Sulsel. Salah satu persyaratan daerah tempat berlangsung penelitian adalah memiliki tempat perlindungan anak.
"Di Sulsel itu baru dua yang kita lakukan penelitian, Makassar dan Gowa. Syarat dari penelitian itu harus ada tempat pelaporan kekerasan pada anak," katanya.
Pewarta: M Hasanuddin
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016