Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo meresmikan pembukaan Forum Perdamaian Dunia/World Peace Forum (WPF) Ke-6 yang membahas perlawanan terhadap ekstremisme di Istana Negara, Jakarta, Selasa.

"Saya sangat percaya bahwa World Peace Forum yang ke-6 ini akan dapat menghasilkan dialog yang produktif dan memperkuat usaha kita bersama dalam menghadirkan kedamaian di negara kita masing-masing dan tentunya perdamaian dunia," kata Presiden dalam sambutan pembukaan acara tersebut.

Presiden dalam kesempatan itu menyampaikan, Indonesia berhasil menemukan kemampuan untuk bersatu sebagai sebuah bangsa justru di tengah keragaman.

Menurut Jokowi terdapat dua hal yang menjadi landasan persatuan di Indonesia yaitu ideologi Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Pancasila, ujar Kepala Negara, menjadi ideologi bangsa sebagai panduan berpikir dan bertindak serta melangkah maju membangun negara.

Sementara itu, Bhineka Tunggal Ika yang merupakan pepatah lama memiliki makna semangat berbeda-beda tapi tetap satu jua.

Kepala Negara mengatakan sejumlah aksi teror yang terjadi di Indonesia, selalu dapat diatasi oleh bangsa Indonesia melalui semangat persatuan dan gotong royong.

Dia menilai aksi teror dan ekstremisme yang terjadi di negara lain perlu aksi kolektif bersama untuk mengatasinya.

Dalam pembukaan tersebut hadir sejumlah pejabat negara antara lain Menko Polhukam Wiranto, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Ketua WPF Din Syamsuddin.

Forum Perdamaian Dunia (WPF) diselenggarakan pada 1-4 November 2016 di Hotel Grand Sahid Jakarta dan akan melibatkan 200 delegasi baik dari Indonesia dan negara asing.

WPF merupakan agenda dua tahunan yang diselenggarakan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah bekerja sama dengan Center for Dialogue and Cooperation among Civilisations" (CDCC) dan Cheng Ho Multi-Culture Education Trust yang berbasis di Kuala Lumpur, Malaysia sejak 2006.

Untuk World Peace Forum Ke-6 akan mengangkat topik "Melawan Ekstremisme Kekerasan: Martabat Manusia, Ketidakadilan Global, dan Tanggung Jawab Bersama".

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016