Bandung (ANTARA News) - Sejumlah kasus perampokan berdarah yang menggunakan senjata api di wilayah hukum Polda Jawa Barat belakangan ini, ternyata berdasarkan hasil penyelidikan dan penyidikan, jenis senjata api (senpi) otomatis yang dipakai pelaku masih misterius, karena tidak terdaftar di Mabes Polri, kata Kapolda Jabar Irjen Pol Sunarko DA. Oleh karena itu, kata Kapolda kepada pers di Bandung, Selasa, pihaknya mengalami sedikit kesulitan untuk mengungkap jaringan kelompok perampok yang nekad dan cukup sadis dalam setiap melakukan aksinya tersebut. Menurut Kapolda, pihaknya terus melakukan penyelidikan dan penyidikan soal senjata api yang digunakan pelaku termasuk melakukan pemeriksaan di laboratorium forensik atas sejumlah proyektil dan selongsong peluru yang ditemukan di TKP, baik di Bandung, Garut, Karawang dan Purwakarta. Sedangkan mengenai modus operandi, kata Kapolda, kasus perampokan di Karawang memiliki kesamaan dengan perampokan yang terjadi di Toko Emas ABC Jalan Pasirkoja Bandung beberapa waktu lalu. Kemiripan tersebut dilihat dari beberapa sisi seperti penggunaan senjata api dan kebrutalan pelaku saat akan melarikan diri. Untuk sementara, tiga tersangka pelaku di Karawang sudah diamankan. Ketiganya bukan warga Jabar. Dari tersangka, petugas mengamankan dua senjata api genggam serta sejumlah amunisi, ujar Kapolda. Ia mengatakan, para pelaku sangat profesional dalam melakukan aksinya. Sebelum melakukan aksinya, mereka diduga terlebih dahulu mempelajari situasi di luar lokasi dan di dalam lokasi sasaran. "Setelah memperoleh waktu yang tepat, baru mereka beraksi," ujar Kapolda. Ketika ditanya tentang kemungkinan keterlibatan oknum anggota TNI atau Polri di dalam kelompok perampok tersebut, Kapolda enggan membeberkannya. "Sekarang kami masih melakukan penyelidikan tentang hal itu, termasuk fakta darimana para pelaku memperoleh senjata api," katanya. Tentang keterkaitan pelaku antara kejadian di Bandung, Karawang, dan Garut, Kapolda tidak mengungkapkan secara rinci. "Itulah yang masih kami pelajari dan terus dikembangkan penyelidikannya. Tunggu saja. Kalau semuanya sudah terungkap, pasti kami sampaikan kepada publik melalui media massa," ujar jenderal bintang dua itu.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007