...membumikan filosofi Pancasila menjadi sikap dan perilaku bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat...."

Yogyakarta (ANTARA News) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan ketahanan budaya berbasis kearifan lokal.

"Mari kita tingkatkan ketahanan budaya berbasis kearifan lokal," ujar Sultan saat menyampaikan sambutannya pada acara International Conference on Nusantara Philosophy yang diselenggarakan Fakultas Filasafat Universitas Gadjah Mada (UGM), di University Club UGM, Selasa.

Sultan menyampaikan, bahwa bangsa yang memiliki strategi kebudayaan, berarti mempunyai pembimbing dalam gerak menuju peradaban maju dengan pilar kepribadian nasional.

Selain itu, lanjutnya, juga mempunyai kontinuitas kebudayaan unggul, dan inner power budaya sebagai unsur ketahanan bangsa sekaligus binding power untuk memperkuat kesatuan nasional. Sementara itu, dalam konteks nasional, pemimpin bangsa dalam semua jenjang wajib untuk membuka ruang kreativitas seluas-luasnya.

"Tidak hanya itu, juga membumikan filosofi Pancasila menjadi sikap dan perilaku bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat. Konsekuensinya, strategi kebudayaan yang dijalankan kepemimpinan nasional harus menjalankan strategi pengelolaan negara-bangsa guna menumbuhkan proses berbangsa. Hal itu mewujud dalam Undang-undang, kebijakan, dan program pembangunan berikut sistem penganggaran agar manfatnya dapat dirasakan secara nyata oleh masyarakat sebagai unsur ketahanan bangsa," ungkap Sultan.

Berikutnya, ujar Sultan, strategi menumbuhkan nilai keutamaan berbangsa yang diderivasikan dari nilai-nilai luhur Pancasila sebagai dasar cara berpikir dan bertindak bangsa yang bermartabat.

Langkah itu penting dilakukan sebagai upaya dalam merespons penetrasi budaya, baik budaya Barat yang hedonis maupun budaya jihad mati yang melekat pada aliran fundamentalisme agama-agama, imbuh Sultan.

"Penguatan ketahanan budaya bangsa berbasis kearifan lokal nusantara bisa terbentuk apabila kita sebagai bangsa memiliki strategi budaya," tegasnya.

Ia menambahkan, strategi secara internal dengan melakukan institusionalisasi nilai-nilai kedalam kebijakan publik. Selanjutnya, melakukan internalisasi nilai-nilai menjadi perilaku kelompok dan individu, sementara secara eksternal, penguatan ketahanan budaya bangsa dapat dilakukan melalui akulturasi budaya dengan fertilitasi budaya global.

"Dengan begitu akan tercipta nilai-nilai budaya Indonesia baru yang lebih bermutu dan bermartabat," tuturnya.

Pewarta: RH Napitupulu
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016