Jakarta (ANTARA News) - Departemen Perindustrian menargetkan, ekspor produk telematika naik menjadi tiga miliar dolar AS pada tahun ini, dibandingkan tahun 2006 yang mencapai 2,43 miliar dolar AS. "Industri telematika merupakan salah satu industri prioritas yang dikembangkan deperin dalam jangka panjang sesuai RPJP (Rencana Pembangunan Jangka Panjang," ujar Menteri Perindustrian, Fahmi Idris di Jakarta, Selasa. Menurut dia, prospek industri telematika yang terdiri dari produk teknologi informasi (TI) dan komunikasi sangat besar mengingat produknya menjadi bagian tidak terpisahkan dari kegiatan rumah tangga sampai kenegaraan. "Sektor telematika juga menjadi sumber penting bagi peluang bisnis dan peluang pemberi kerja yang dinamis di era informasi saat ini," katanya. Bahkan bagi negara berkembang seperti Indonesia, lanjut Fahmi, pengembangan industri telematika memberi peluang mengejar ketertinggalan dari negara-negara maju khususnya di bidang ITC (information technology and communication). Pada tahun 2006 investasi di sektor industri telematika mencapai Rp517,3 miliar dengan ekspor sekitar 2,43 miliar dolar AS. Ditambahkan Dirjen Industri Alat Transportasi dan Telematika (IATT) Deperin Budi Darmadi, dalam pengembangan industri berbasis ITC pihaknya mengandalkan masuknya investasi asing untuk perangkat keras (hardware) dan kemampuan sdm domestik untuk pengembangan perangkat lunak (software). "Pada 2006 ekspor produk (telematika) hardware mencapai 1,8 miliar dolar AS, sedangkan softwarenya hanya 800 juta dolar AS," katanya. Deperin mengharapkan investasi asing masuk untuk perluasan pabrik dan pembuatan produk baru berbasis digital dan kemampuan insinyur software di Indonesia untuk mengerjakan "outsourching" dari luar negeri. Untuk itu, kata dia, peningkatan kemampuan sumber daya manusia (sdm) di pembuatan software akan terus ditingkatkan sambil meningkatkan infrastruktur untuk meningkatkan penetrasi ITC di Indonesia. Budi mengatakan, saat ini dibidang perangkat keras, Indonesia sudah mampu memproduksi telepon genggam seperti PT Inti Pisma yang memegang merek Nexian dan mampu menjual 300 ribu unit hp dalam enam bulan.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007