IHSG BEI ditutup turun 6,53 poin atau 0,12 persen menjadi 5.416,01. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 1,5310 poin (0,16 persen) menjadi 925,56.
"Indeks BEI bergerak mendatar dengan kecenderungan melemah tipis seiring dengan aksi wait and see investor menjelang pertemuan FOMC," kata analis NH Korindo Securities Indonesia Muhammad Ikhsan Burhanuddin di Jakarta, Selasa.
Di tegah situasi itu, lanjut dia, pelaku pasar cenderung menahan transaksinya seraya melepas sebagian sahamnya dan menunggu hasil keputusan pertemuan FOMC yang sedianya dilaksanakan pada 1-2 November 2016.
Sementara sentimen dari dalam negeri, lanjut dia, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Oktober 2016 mencapai 0,14 persen, maka inflasi tahun kalender Januari-Oktober 2016 mencapai 2,11 persen dan tingkat inflasi dari tahun ke tahun (yoy) 3,31 persen.
"Di awal bulan November ini, pemerintah kembali merilis data inflasi yang meningkat menjadi 3,31 persen. Namun, kondisi tersebut nampaknya tidak terlalu menjadi perhatian pelaku pasar sehingga pergerakan IHSG pada perdagangan hari ini (1/11) relatif stabil," katanya.
Ia mengatakan bahwa harga batu bara yang meningkat dapat menjadi perhatian pasar, dan dapat berdampak positif bagi sektor pertambangan khususnya batu bara di tengah pola pergerakan IHSG yang mendatar.
Sementara itu tercatat frekuensi perdagangan saham di BEI mencapai 306.158 kali transaksi dengan total jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 11,431 miliar lembar saham senilai Rp6,974 triliun.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng menguat 212,53 poin (0,93 persen) ke level 23.147,07, indeks Nikkei naik 17,38 poin (0,10 persen) ke level 17.442,40, dan Straits Times menguat 2,00 poin (0,07 persen) posisi 2.815,87.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016