"Kalau permintaan turun, harga (barang) ikutan turun. Tapi ini yang turun hanya harga pangan," kata Darmin di Jakarta, Selasa.
Darmin menjelaskan inflasi inti masih terpengaruh oleh komoditas sektor barang dan jasa tertentu yang harganya terdorong oleh interaksi permintaan dan penawaran secara normal.
Menurut dia, beberapa komoditas itu masih sedikit mengalami fluktuasi harga yang berarti permintaan masyarakat atas produk maupun jasa tersebut masih normal dan tidak mengalami penurunan drastis.
"Kalau harga-harga turun semua. Itu baru khawatir. Ini juga bukan karena kapasitas produksi yang kurang, karena kalau itu terjadi, justru kecenderungan harga menjadi naik," kata Darmin.
Terkait harga pangan yang mengalami penurunan, kata Darmin, hal itu terjadi karena pemerintah telah berhasil mengendalikan suplai bahan makanan, meski menghadapi tantangan cuaca yang sulit diprediksi.
"Pangan itu bukan urusan permintaan, karena urusan musim. Urusan pengendalian suplai. Di pangan pun ada yang naik harganya, yaitu cabai. Sebetulnya masih cukup banyak barang dan jasa yang harganya naik, walaupun naiknya kecil," jelas Darmin.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi komponen inti pada Oktober 2016 sebesar 0,1 persen dengan inflasi tahun ke tahun (yoy) mencapai 3,08 persen, atau relatif rendah dibandingkan periode yang sama dalam beberapa tahun terakhir.
Sementara itu, tingkat inflasi nasional pada Oktober 2016 tercatat sebesar 0,14 persen, yang dominan dipengaruhi oleh inflasi komponen harga diatur pemerintah sebesar 0,57 persen. Namun, komponen harga bergejolak justru mengalami deflasi 0,26 persen.
Dengan inflasi pada Oktober 2016 mencapai 0,14 persen tersebut, maka inflasi tahun kalender Januari-Oktober 2016 mencapai 2,11 persen dan tingkat inflasi dari tahun ke tahun (yoy) 3,31 persen.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016