"Masalah kekuatan tangan dan kaki mereka harus ditambah, terutama Angga. Ricky juga perlu menambah kekuatan agar tidak mudah goyah di lapangan," kata Herry seperti tercantum dalam situs resmi PP PBSI yang dipantau Antara di Jakarta, Senin.
Angga/Ricky yang menempati peringkat 14 dunia dua kali kalah dari pasangan Thailand Bodin Isara/Nipitphon Phuangpuapet yaitu dalam turnamen bulu tangkis Denmark Terbuka 2016 dan Prancis Terbuka 2016.
Dalam Denmark Terbuka 2016, Angga/Ricky kalah dua game langsung 11-21, 18-21 pada putaran semifinal. Sedangkan pada Prancis Terbuka 2016, Angga/Ricky juga kalah dari Bodin/Nipitphon pada semifinal dengan skor 18-21, 21-17, 19-21.
"Permainan Angga/Ricky tidak keluar ketika di Denmark. Mereka seakan tampil tidak percaya diri. Tapi di Prancis, mereka dapat banyak pelajaran dan mampu mempertanggungjawabkan kekalahannya," kata Herry.
Di Prancis, lanjut Herry, Angga/Ricky berhasil mengubah pola permainan pada game kedua dan berhasil mengimbangkan kedudukan.
"Mereka juga sempat unggul pada game ketiga meski akhirnya kalah. Mungkin faktor keberuntungan saja mereka kalah. Sebenarnya mereka bisa menang," katanya.
Herry menilai perkembagan permainan pasangan Thailand Bodin/Nipitphon sangat pesat. "Biasanya Nipitphon banyak dibidik oleh lawan-lawan dalam turnamen karena dia banyak melakukan kesalahan sendiri," kata Herry.
Pada laga final Prancis Terbuka 2016, Bodin/Nipitphon mengundurkan diri ketika menghadapi ganda putra andalan Denmark Mathias Boe/Carsten Mogensen. Bodin/Nipitphon kalah 21-19, 18-21, 0-3. ***4***
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2016