Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak naik 0,67 poin (0,07 persen) menjadi 927,10.
"Menutup bulan Oktober ini, IHSG BEI kembali melanjutkan tren pergerakan mendatar diikuti dengan saham-saham lapis ketiga yang kembali menjadi incaran beli oleh sebagian investor," kata Analis NH Korindo Securities Indonesia Muhammad Ikhsan Burhanuddin di Jakarta, Senin.
Ia menambahkan bahwa sebagian investor juga cenderung mengambil posisi wait and see mengingat akan diadakan pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 1-2 November mendatang.
"Sebagian pelaku pasar beranggapan The Fed akan menaikkan suku bunga pada tahun ini menyusul data produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat pada kuartal III 2016 meningkat ke level 2,9 persen," katanya.
Analis Reliance Securities Lanjar Nafi menambahkan bahwa IHSG bergerak bervariasi pada perdagangan awal pekan ini (31/10). Sentimen mengenai rilis kinerja keuangan beberapa emiten kuartal III masih menjadi faktor utama.
Di sisi lain, lanjut dia, investor asing yang kembali melakukan aksi jual menjadi salah satu faktor yang menahan laju IHSG lebih tinggi. Berdasarkan data BEI, pelaku pasar asing membukukan jual bersih atau foreign net sell sebesar Rp148,716 miliar pada awal pekan ini (Senin, 31/10).
Sementara itu tercatat frekuensi perdagangan saham di BEI mencapai 304.542 kali transaksi dengan total jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 16,197 miliar lembar saham senilai Rp6,574 triliun.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng melemah 177,54 poin (0,77 persen) ke level 22.954,81, indeks Nikkei naik 109,99 poin (0,63 persen) ke level 17.446,41, dan Straits Times melemah 12,68 poin (0,45 persen) posisi 2.816,26.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016