Eks Timtim di Pulau Garam ini tersebar di empat kabupaten berjumlah 40 keluarga dan lima keluarga di antaranya di Sampang diserahkan secara simbolis yang diberikan langsung oleh Direktur Perlindungan Sosial Bencana Kemensos, Sahabuddin.
Dalam pemberian bantuan tersebut juga hadir Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Dirjen Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Adhy Karyono serta Bupati Sampang Fannan Hasib. Selain itu Muspida lainnya di Kabupaten Sampang.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menjelaskan, warga negara Indonesia (WNI) eks Timtim diluar NTT yang kebetulan tinggal di Madura ini mendapatkan bantuan kompensasi sebesar masing-masing Rp10 juta. Bantuannya sendiri disalurkan melalui salah satu bank BUMN.
"Selama ini bantuan kompensasi difokuskan pada WNI eks Timtim yang ada di NTT. Setelah mereka dianggap mampu, sasaran berikutnya yang berada diluar NTT yang salah satunya di Madura ini," kata Khofifah di sela pemberian bantuan secara simbolis.
Bantuan yang diberikan, kata dia, diharapkan bisa dikelola dengan baik. Apalagi sasaran utama pemberian bantuan kompensasi ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan WNI eks Timtim terutama yang berada di luar NTT.
Eks Timtim yang berada di wilayah Jawa Timur terbilang cukup tinggi yaitu 3.083 keluarga. Selain di Madura, mereka tersebut hampir merata di setiap kabupaten/kota dan yang tertinggi berada di Kabupaten Lamongan yaitu lebih dari 500 keluarga. Adapin total eks Timtim yang ada di Indonesia kurang lebih 32 ribu keluarga.
Dalam kesempatan tersebut juga diberikan bantuan sosial ahli waris korban bencana alam yang terjadi di Kabupaten Sampang selama satu tahun terakhir. Ada 10 orang ahli waris yang mendapatkan bantuan masing-masing Rp15 juta. Dengan demikian total bantuannya Rp150 juta.
Bantuan lain yang diterima oleh masyarakat Kabupaten Sampang adalah sosial disabilitas sebesar, program keluarga harapan, beras sejahtera yang nilainya mencapai Rp142 miliar untuk 108 ribu keluarga. Selain itu bantuan dari pusat juga berupa satu unit mobil tangki air.
"Sampang berdasarkan saat ini ditetapkan sebagai Kampung Siaga Bencana. Ini baru saja diputuskan. Untuk realisasinya akan dilakukan akhir November," kata Dirjen Pelindungan Sosial Korban Bencana Alam, Adhy Karyono.
Sementara itu Bupati Sampang Fannan Hasib mengatakan, Sampang selama ini memang sering terjadi bencana terutama banjir. Selama satu tahun terakhir bahkan tiga kali kejadian dan menimbulkan korban jiwa. Atas kondisi tersebut, pihaknya terus berusaha mencari solusi termasuk konsultasi dengan ahli.
Apa yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Sampang bukan tanpa alasan karena pihaknya tidak ingin masyarakatnya kembali menjadi korban bencana alam. Sampang berdasarkan hasil penelitian dinilai memang sering terjadi rob (banjir dari pasang air laut) dan jika hujan turun minimal tiga jam langsung banjir karena daerahnya rendah.
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016