Atambua (ANTARA News) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi merencanakan untuk memperpanjang landasan Bandara AA Bere Tallo Atambua, Kabupaten Belu, NTT menjadi 2.000 meter dari panjang landansan sebelumnya yang hanya mencapai 1.450 meter.
"Saya berharap agar jika landasan bandara ini di perpanjang maka tidak hanya pesawat ukuran kecil berupa ATR yang bisa mendarat tetapi pesawat berukuran besar seperti Boeing juga bisa mendarat di bandara ini," katanya kepada wartawan saat meninjau secara langsung bandara tersebut di Desa Haliwen, Kabupaten Belu, Sabtu.
Ia mengatakan, penambahan landasan tersebut akan mulai dilakukan pada 2017 tahun depan. Sebab sampai dengan saat ini masalah pembebasan lahan sudah dilakukan oleh pemerintah daerah setempat.
Menurutnya Kabupaten Belu, dapat menjadi daerah yang perekonomiannya berkembang dengan pesat dikarenakan berada di wilayah perbatasan sehingga berbagai potensi dapat dikembangkan di daerah itu.
"Daerah wisata di daerah ini dapat dikembangkan. Dengan diperpanjangnya bandara ini, tingkat kemakmuran masyarakat perbatasan semakin meningkat, kalau kawasan pariwisata dikembangkan dengan baik," tambahnya.
Disamping Bandara yang diperhatikan, Menteri Budi yang baru menjabat sebagai Menhub untuk menggantikan Ignasius Jonan yang saat ini menjabat sebagai Menteri ESDM itu juga mengomentari kondisi Pelabuhan Atapupu.
Kondisi Pelabuhan Atapupu sendiri saat ini menurutnya masih terlalu dangkal. Sehingga kedepanya kaan diperdalam, sehingga kapal dengan ukuran yang besar dapat bersandar di pelabuhan itu.
Sebab menurutnya jika pelabuhan dan bandaranya sudah bagus maka distribusi logistik dari pusat ke perbatasan akan dilakukan secara langsung, sehingga nantinya dapat menarik masyarakat Timor Leste yang dekat dengan perbatasan dapat mendatangi kota Atambua.
Menhub sendiri sebelumnya telah meninjau Pelabuhan Tenau Kupang, serta meninjau Bandara EL Tari Kupang. Menrutnnya Bandara El Tari Kupang serta Bandara di Labuan Bajo juga menjadi perhatian Kemenhub untuk diperhatikan dan akan dihias sehingga menarik bagi wisatawan.
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016