Damaskus (ANTARA News) - Pasukan Pemerintah Suriah dan petempur sekutunya telah sepenuhnya mematahkan serangan besar oleh sedikitnya 12 kelompok gerilyawan di Kota Aleppo, Suriah Utara, Jumat, kata satu sumber militer kepada Xinhua.
Militer Suriah dan kelompok Hizbullah Lebanon sepenuhnya menggagalkan serangan gerilyawan, yang dilancarkan pada Jumat pagi, terhadap semua front di Kota Aleppo, kata sumber tersebut --yang tak ingin disebutkan jatidirinya.
Sedikitnya 12 kelompok gerilyawan, termasuk kelompok fanatik, melancarakn serangan besar terhadap posisi pasukan pemerintah di Aleppo, dengan tujuan menerobos pengepungan militer Suriah terhadap daerah yang dikuasai gerilyawan di sisi timur Kota Aleppo, kata sumber itu.
Serangan terhadap ditujukan ke posisi pasukan pemerintah di Aleppo Barat, dan gerilyawan dengan menggunakan kendali jarak jauh meledakkan dua bom mobil di dekat posisi militer di gerbang barat Kota Aleppo, kata sumber tersebut.
Sumber itu, yang dekat dengan Hizbullah, mengatakan laporan gerilywan mengenai penangkapan petempur Hizbullah sama sekali tak berdasar, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat malam.
Ia mengatakan sedikitnya 25 gerilyawan Jaish Al-Fateh, atau Tentara Penakluk, dan kelompok Penakluk Aleppo tewas dan puluhan lagi cedera selama serangan tersebut.
Sementara itu, sumber tersebut mengatakan gerilyawan juga menembakkan beberapa roket dan bom mortir ke daerah yang dikuasai pemerintah di Aleppo Barat, berbarengan dengan serangan itu.
Stasiun televisi nasional Suriah melaporkan tak kurang dari tujuh orang tewas pada Jumat akibat pemboman gerilyawan.
Militer Suriah juga mengepung daerah yang dikuasai gerilyawan di Aleppo dalam beberapa bulan belakangan, dan mendesak gerilyawan agar menyerahkan diri atau meninggalkan Aleppo Timur ke daerah lain yang dikuasai gerilyawan di Provinsi Idlib di bagian barat-laut Suriah.
Gerilyawan tidak mematuhi permintaan yang berulangkali disampai oleh militer. Pekan lalu, gencatan senjata tiga-hari, dengan tujuan memfasilitasi pengungsian warga sipil dan gerilyawan yang ingin menyerah sebagai imbalan bagi pengampunan, berakhir dengan sedikit warga sipil dan gerilyawan mengungsi.
Pemerintah Suriah menuduh gerilyawan menghalangi warga sipil, sebanyak 250.000, meninggalkan kota itu.
Para pengamatpercaya Aleppo akan menjadi pertempuran darat yang menentukan di kalangan kelompok yang berperang, dan pemenangnya akan menjadi kelompok yang mendikte kondisinya guna menyelesaikan krisis tersebut, sebab provinsi itu berisi semua kelompok yang didukung oleh negara regional dan internasional, sementara warga sipil membayar harga bagi perang perwalian tersebut.
(Uu.C003)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016