Surabaya (ANTARA News) - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir mengatakan revitalisasi pendidikan vokasi tingkat perguruan tinggi akan dilakukan pada 2017 untuk menjawab tantangan terkait kebutuhan sumber daya manusia siap kerja.
Ditemui usai kunjungan ke Politeknik Elektronik Negeri Surabaya (PENS) dan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS), Jumat, Nasir mengatakan skema revitalisasi adalah pada proses pembelajaran, porsi untuk praktik akan diperbanyak daripada teori. Perbandingannya, 30 persen untuk teori dan 70 persen praktik.
"Program revitalisasi pendidikan vokasi ini menerapkan sistem 3+2+1. Tiga semester aktif di kampus, dua semester di industri, dan satu semester akhir di kampus atau industri," jelasnya.
Nasir menjelaskan pada semester akhir, mahasiswa bisa memilih menyelesaikan pendidikan dengan mengerjakan tugas akhir di kampus atau praktik industri, sehingga agar program ini berjalan baik. Kemenristek Dikti juga akan mendorong politeknik untuk bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan industri.
Ia menambahkan kunjungannya pada politeknik di Surabaya juga turut memantau perkembangan pendidikan vokasi termasuk program perkapalan yang mendikung kemaritiman dan juga perkembangan dalam sistem elektronik di PENS.
Sementara itu, Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti, Patdono Suwignjo mengatakan revitalisasi ini dilakukan dengan menyiapkan lulusan vokasi sebagai guru produktif di SMK.
"Sebab, saat ini, SMK kekurangan sekitar 91.000 guru produktif. Dengan Revitalisasi ini, lulusan vokasi bisa memiliki opsi bekerja di Industri atau menjadi guru," katanya.
Ia menjelaskan pendidikan SMK juga sama halnya dengan vokaai di politeknik yang menerapkan praktik 70 persen. Maka lulusan politeknik akan ideal jika dijadikan guru profesional.
"Pendidikan vokasi belum ada pembelajaran keguruan. Nantinya akan dibentuk organisasi guru vokasi secara nasional," jelasnya.
Dia menambahkan, melalui organisasi guru ini, Kemenristek akan mengunpulkan politeknik unguk menawarkan membuka program studi profesi guru. Pendidikan di prodi ini, lanjutnya akan berlangsung selama 1 tahun.
"Pogram ini akan menjadi lanjutan pendidikan bagi lulusan D4 pendidikan vokasi. Karena lulusan vokasi cenderung ke Industri, program ini harus menawatkan kelebihan. Akan kami bicarakan agar bisa mendapat beasiswa ke Kemenkeu," ujarnya.
Patdono melanjutkan lulusan program pendidikan guru ini juga harus ada ikatan dinasnya sebagai guru produktif. Setelah ikatan dinas juga akan diangkat menjadi pegawai negeri. Hal ini akan didiskusikan dengan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan).
"Januari baru akan kami mulai membuka pendaftaran untuk politeknik yang mau membuka prodi ini," jelasnya.
Dia menerangkan, penentuan jumlah politeknik yang membuka prodi keguruan ini akan ditentukan berdasatkan pengajuan dan yang memenuhi syarat.
Pewarta: Indra Setiawan/WI
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016