Bojonegoro (ANTARA News) - Maulida Juwita, siswi program IPS SMAN I Bojonegoro yang tunanetra tampak tenang dan percaya diri mengerjakan soal Bahasa Indonesia dalam Ujian Nasional (UN) hari pertama, Selasa. Dengan dibimbing pengawas kelas, Ina, yang membacakan soal sekaligus menuliskan jawabannya yang diucapkan Maulida. Maulida Juwita akhirnya mampu menyelesaikan soal-soal Bahasa Indonesia. Melihat keadaan Maulida Juwita tersebut membuat trenyuh dan terharu para gurunya maupun Bupati Bojonegoro, M. Santoso, dan Kepala Diknas Bojonegoro, Mardikun, dan rombongannya yang melakukan inspeksi mendadak (sidak) pelaksanaan UN di Bojonegoro. "Yang tabah ya, jangan tergesa-gesa, diperhatikan soalnya baik-baik," ucap Santoso, kepada Maulida Juwita. Maulida Juwita terlihat menganggukkan kepala beberapa kali sambil tersenyum. Menurut Kepala SMAN I Bojonegoro, Tri Udi Prayitno, Maulida Juwita ketika awal masuk semasa masih kelas I matanya masih bisa melihat. Hanya saja, matanya memang sakit, sehingga seringkali harus berobat ke berbagai tempat. Tri tidak tahu jenis penyakit mata yang diderita Maulida Juwita, namun seingatnya anak didiknya itu saat kelas I semester II harus, sehingga tidak bisa mengikuti ujian semester, yang mengakibatkan dirinya tidak naik kelas. "Dia terpaksa harus mengulang hingga akhirnya bisa naik ke kelas II," jelasnya. Di kelas II itulah, mata Maulida Juwita yang semula masih bisa melihat lambat laun mulai kabur, dan hingga akhirnya ketika memasuki masa UN sekarang ini benar-benar buta. Meski sudah tidak bisa melihat, Maulida Juwita masih bisa menulis dengan alat bantu penggaris. "Dia selama ini percaya diri, pelajaran olahraga juga datang," ujar Untung S., guru olahraga SMAN I. Semasa kelas II itu, lanjut Tri Udi Prayitno, selama mengikuti mata pelajaran sehari-hari ditempuh dengan membawa tape untuk merekam mata pelajaran dengan didampingi teman sekelasnya, Igih. Bermodalkan tape yang berisi mata pelajaran gurunya itu, Maulida kemudian mendengarkan pelajarannya kembali berulang-ulang. Ketika mengerjakan soal ujian harian, guru pelajaran biasanya membantu membacakan dan menuliskan jawaban soal yang diutarakan Maulida. Khusus di UN, ia mengerjakan soal Bahasa Indonesia dibantu guru pengawas kelas, dan kegiatan berlangsung di ruang Wakil Kepala SMAN I, agar tidak menganggu siswa lainnya. Tri menegaskan, meskipun Maulida Juwita kondisinya buta, SMAN I dalam UN tidak akan mengajukan permohonan kepada Dinas Pendidikan untuk mendapatkan kemudahannya bisa lulus. "Kita memperlakukan dia sama dengan siswa lainnya di SMAN I ini," katanya menambahkan. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007