Manila (ANTARA News) - Seorang wali kota yang berada dalam daftar buruan Presiden Filipina Rodrigo Duterte karena diduga memiliki kaitan dengan peredaran narkotika, tewas bersama sembilan pengawalnya dalam baku tembak dengan polisi, hari ini.
Kampanye perang melawan narkotika yang dilancarkan Duterte memasuki babak baru dengan kali ini lebih menitikberatkan kepada memburu tokoh-tokoh publik penting yang diduga memiliki kaitan dengan kejahatan narkotika.
Kesepuluh orang itu tak bisa lagi melawan luka parah yang mereka derita selagi dalam perjalanan ke rumah sakit, kata polisi.
Kesepuluh orang ini menembaki polisi yang berusaha menghentikan dua kendaraan yang mereka tumpangi di sebuah pos pemeriksaan di provinsi asal Duterte, Mindanao, sebelum subuh.
"Ini adalah operasi kepolisian yang sah," kata Bernard Tayong dari kantor kepolisian Cotabato Utara seraya menyatakan tidak ada polisi yang terluka dalam baku tembak ini, namun sebuah mobil polisi penuh dengan lubang peluru.
"Kami mendapat informasi bahwa sang wali kota dan orang-orangnya tengah menyalurkan narkoba sehingga kami berusaha mencegat mereka, namun mereka memilih menembaki kami," kata dia kepada polisi.
Tewasnya Samsudin Dimaukom, yang adalah wali kota yang sangat berkuasa, terjadi jauh dari kota asalnya Datu Saudi Ampatuan yang penduduknya mayoritas muslim.
Polisi Filipina mengubah taktik perang melawan narkotika dengan memokuskan perhatian kepada politisi, pejabat pemerintah, selebritis dan para perwira tentara serta polisi yang disangka terlibat dalam perdagangan obat bius.
Taktik baru bernama "Project Double Barrel Alpha" yang lebih membidik orang-orang penting ini ditujukan untuk mengurangi jumlah jatuh korban tewas akibat perang melawan narkotika yang sejauh ini sudah merenggut 2.300 nyawa sejak Duterte mulai berkuasa pada 30 Juni, demikian Reuters.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016