Dalam laporan dua-tahunan berjudul "Living Planet Reports 2016" yang disiarkan Kamis (27/10), WWF mengukur kecenderungan 14.152 populasi 3.706 spesies hewan bertulang belakang.
Menurut laporan itu, populasi ikan, burung, mamalia, amfibi dan reptil global sudah turun sampai 58 persen antara 1970 dan 2012.
Kondisi itu menempatkan dunia di lintasan potensi penurunan dua-pertiga dalam rentang separuh abad yang berakhir 2020.
"Margasatwa menghilang selama masa hidup kita dengan angka yang tak pernah terjadi sebelumnya," kata Marco Lambertini, Direktur Jenderal WWF International.
Laporan tersebut mengidentifikasi ancaman utama bagi banyak spesies berhubungan langsung dengan kegiatan manusia, termasuk hilangnya habitat, degradasi dan eksploitasi berlebihan terhadap margasatwa.
Misalnya, gajah Afrika misalnya sangat terancam oleh eksploitasi yang berlebihan serta penyusutan dan fragmentasi habitat.
Data baru memperlihatkan jumlah spesies tersebut telah turun sekitar 111.000 sejak 2006 menjadi total 415.000 saat ini.
"Keragaman hayati membentuk pondasi samudra, sungai dan hutan yang sehat. Hilangkan spesies, dan ekosistem ini akan runtuh bersama udara bersih, air, makanan dan layanan iklim yang mereka sediakan buat kita," kata Lambertini sebagaimana dikutip kantor berita Xinhua.
Dengan menyediakan kajian mengenai kondisi alam, dampak manusia dan potensi jalan ke luar, laporan itu juga bertujuan mendukung pemerintah, masyarakat, pengusaha dan organisasi membuat keputusan mengenai penggunaan dan perlindungan sumber daya planet ini.
Lambertini mengatakan, "Kita memiliki perangkat untuk memperbaiki masalah ini dan kita perlu mulai menggunakannya sekarang jika kita bersungguh-sungguh mengenai pelestarian kehidupan planet untuk kemakmuran dan kelangsungan hidup kita sendiri." (Uu.C003)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016