Kairo (ANTARA News) - Presiden Mesir Hosni Mubarak yang saat ini melakukan kunjungan resmi ke Perancis menyatakan pesimis tentang perdamaian Timur Tengah (Timteng) bila Israel tidak mundur dari tanah Arab yang didudukinya. "Mustahil ada perdamaian di Timteng ketika Israel masih mencaplok tanah Arab," kata Presiden Mubarak kepada pers Mesir, seusai pertemuannya dengan Presiden Perancis Jacques Chirac, di Paris. Menurut surat kabar Al-Ahram, Selasa, Presiden Mubarak juga menolak upaya inisiatif baru tentang perdamaian Arab-Israel, karena semuanya sudah tercakup dalam keputusan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Liga Arab. "Tidak perlu ada inisiatif baru mengenai proses perdamaian Arab-Israel. Semuanya sudah jelas dalam keputusan pemimpin Arab," kata Mubarak merujuk pada KTT Liga Arab di Beirut pada 2002. KTT Arab di Beirut, Lebanon, yang memunculkan inisiatif perdamaian Arab-Israel tersebut intinya bahwa negara-negara Arab bersedia menjalin hubungan diplomatik dengan Israel bila negara Yahudi itu telah mundur dari tanah Arab yang didudukinya, termasuk hak kembali bagi warga Palestina dari pengungsian. Inisiatif KTT Beirut ihwal perdamaian dengan Israel itu diperkuat oleh pertemuan puncak Liga Arab di Riyadh, Arab Saudi, pada Maret lalu. "Tidak mungkin menjalin hubungan yang baik dengan negara yang tetap bersikeras menduduki tanah Arab," katanya. Israel saat ini masih menduduki tanah Arab sejak tahun 1967 mencakup Dataran Tinggi Golan (Suriah), kawasan pertanian Sheba (Lebanon), dan seluruh wilayah Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Sementara itu, menurut suratkabar Al-Akhbar, masalah perdamaian Arab-Israel merupakan salah satu agenda utama pembicaraan antara Presiden Mubarak dan Presiden Perancis Jacques Chirac. (*)
Copyright © ANTARA 2007