"Misalnya kalau orang bagi hasil. Barangkali bisa diubah dengan istilah yang lebih dikenal sehari-hari oleh masyarakat. Sebab saya sendiri yang pernah menjabat gubernur BI pernah mengusulkan demikian," ucap Darmin, saat membuka Festival Ekonomi Syariah atau "Indonesia Sharih Economic Festival" (ISEF) di Surabaya, Kamis petang.
Darmin mengatakan, ekonomi syariah di Indonesia mempunyai potensi yang besar untuk tumbuh dan berkembang, sebab Indonesia adalah negara dengan jumlah lembaga keuangan dan nasabah syariah terbanyak di dunia.
Oleh karena itu kata Darmin, untuk mempercepat keuangan syariah tumbuh dan berkembang, pemerintah mendorong dengan Perpres No 2 tahun 2015 yang diamanatkan dengan pembentukan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) dan dalam waktu dekat akan ditandatanngani presiden.
Ia mengatakan, ditengah perlambatan ekonomi global aset keuangan global tumbuh dari 1,65 miliar dolar AS pada 2013 menjadi 2 miliar dolar AS pada 2016, dan kenaikan aset terbesar ada pada bank syariah.
"Artinya, perkembangan keuangan syariah ini menunjukkan prospek yang cerah walaupun belum besar," katanya.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan pada tatanan global keuangan syariah adalah poros pengembangan ekonomi dan keuangan nasional, dan dapat berjalan baik karena adanya kebijakan yang baik pula.
Agus mengatakan, berbagai dorongan yang dilakukan pemerintah untuk keuangan syariah diyakini dapat menggerakkan kelompok masyarakat untuk masuk ke keuangan syariah, seperti pengelolaan zakat dan wakaf untuk peningkatan ekonomi di masyarakat.
"Kegiatan ISEF kali ini adalah salah satu pondasi yang kuat dan dapat mendorong hal itu secara baik melalui lingkup domestik maupun internasional," ucapnya.
Sebelumnya, ISEF yang mengangkat berbagai aspek pengembangan ekonomi syariah di Indonesia dijadwalkan dibuka Presiden Joko Widodo, namun presiden berhalangan hadir karena ada tugas lain.
Acara ISEF berlangsung dari tanggal 27-30 Oktober 2016 dengan berbagai kegiatan seperti seminar, workshop, bazar ekonomi syariah serta high level panel discussion.
Pewarta: A. Malik Ibrahim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016