Caracas (ANTARA News) - Presiden Venezuela, Hugo Chavez, Senin, mengatakan seandainya Amerika Serikat (AS) menyerang negaranya, maka akan terjadi perang seratus tahun. "Kami siap membela tanah, air dan udara, jika perlu dengan gigi kami. Venezuela adalah merdeka, bukan jajahan manapun," kata Chavez, seperti dilansir DPA. Presiden Venezuela mengemukakan hal itu di hadapan Presiden Brazil, Luiz Inacio Lula da Silva, Presiden Bolivia Evo Morales, dan Presiden Paraguay Nicanor Duarte. Mereka pada Senin malam hingga Selasa akan ikut serta dalam Konferensi Tingkat Tinggi Energi Amerika Selatan yang pertama di Pulau Margarita, wilayah Karibia, Venezuela. Sesudah meletakkan batu pertama pembangunan pabrik petrokimia, Chavez -- seorang yang lantang mengecam AS -- menuduh Washington mendukung kudeta terhadapnya pada 11 April 2002. "Kami sudah berkata bahwa jika ada agresi baru dari AS terhadap Venezuela maka tidak ada setetespun minyak (Venezuela) untuk AS. tidak ada. Dan kalau mereka mencari minyak ke sini dengan cara paksa atau lewat kudeta baru, maka dimulailah `perang 100 tahun`," kata Chavez. Dia menyatakan kesepakatan membangun pabrik petrokimia dengan modal dari Venezuela dan Brazil dimungkinkan karena Venezuela "telah membebaskan diri dan tidak terikat dengan kekaisaran", katanya untuk menyebut Amerika Serikat. Venezuela adalah eksportir minyak mentah terbesar nomor lima di dunia. Cadangannya di Orinoco Basin, yang hingga kini masih dihitung, disebut-sebut mencapai 200 miliar barrel. Pada penghujung 2005, cadangan minyak Venezuela dinyatakan sebanyak 79,7 miliar barel, sementara Arab Saudi, pemiliki cadangan minyak terbesar di dunia, memiliki 264,2 miliar barel. (*)
Copyright © ANTARA 2007