New Delhi (ANTARA News) - Presiden Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA), Sepp Blatter, Senin, mendesak agar masyarakat India yang dikenal gila olahraga kriket, mulai melirik sepakbola dan membangun sarana olahraga itu agar bisa berkompetisi dengan negara lain. "Kami di sini bukan untuk menantang olahraga yang sudah mapan," kata Blatter kepada wartawan saat berkunjung untuk pertama kali ke India. Dalam kunjungan itu, ia juga bertemu Presiden India Manmohan Singh. "Saya mengagumi olahraga kriket dan saya tidak ingin mengubah olahraga yang paling mapan di negara Anda sekarang," kata Blatter, seperti dilansir AFP. "Tapi saya selalu berkampanye untuk sepakbola karena dalam olahraga ini, tidak ada perbedaan kasta, budaya dan keyakinan, kaya atau miskin. Sangat mengagumkan melihat olahraga sepakbola bisa menarik orang diseluruh dunia," katanya menambahkan. Blatter mengatakan, FIFA mempunyai rencana khusus untuk meningkatkan sepakbola di India yang saat ini terpuruk di peringkat 165 dunia, atau peringkat 34 di Asia. Ia kemudian mengimbau pengurus sepakbola India agar bersedia bekerja keras agar sepakbola di negara itu bisa mencapai kualitas internasional. "Impian India untuk mencapai level internasional bisa diwujudkan usaha Federasi Sepakbola Seluruh India (AIFF) dengan dukungan dari pemerintah dan dunia usaha," katanya. Menurut Blatter, masa depan sepakbola sebenarnya berada di Asia, karena Eropa sudah dipenuhi oleh pemain dan pelatih asing. "Pelatih yang bagus akan datang ke India jika ada dukungan infrastruktur dan teknis yang baik," kata Blatter. Blatter kemudian menegaskan bahwa India dalam waktu dekat ini tidak mungkin mampu menjadi tuan rumah Piala Dunia. "Saya tidak tahu kapan India akan mempunyai infrastruktur yang memadai untuk menggelar Piala Dunia. Saya ingin membangunkan raksasa India yang sedang tidur," katanya menambahkan. Ketua Federasi Sepakbola Asia (AFC) Mohammed bin Hammam dari Qatar yang mendampingi Blatter dalam kunjungan tiga hari itu, secara terus terang menyampaikan pendapatnya mengenai AIFF yang dipimpin menteri federal Priyaranjan Das Munshi. "Dengan struktur yang ada seperti sekarang ini, saya tidak yakin kalau India mampu dalam seratus tahun mendatang sekali pun," kata Hammam. Bhaichung Bhutia, satu-satunya pemain profesional India di Inggris -ia bergabung dengan klub divisi tiga Bury selama tiga tahun-juga menyalahkan kurangnya perencanaan dari pemerintah terhadap sepakbola. "Kami sama sekali tidak punya infrastruktur di tingkat akar rumput. Tidak ada sistem di negeri ini yang bisa mendorong anak muda untuk bermain sepakbola. Tidak ada profesionalisme," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2007