New York (ANTARA News) - Sekretaris Jenderak Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sesjen PBB), Ban Ki-moon, awal pekan ini memuji Pemerintah Sudan sebagai "pertanda sangat positif" untuk menerima pengerahan 3.000 personel PBB guna mendukung perjuangan tentara Uni Afrika di kawasan bergejolak Darfur. "Ini merupakan pertanda yang sangat positif," katanya kepada wartawan, setelah ia dan pemimpin Komisi Uni Afrika (AU), Alpha Oumar Konare, memberi penjelasan singkat kepada Dewan Keamanan (DK) PBB mengenai perkembangan terakhir di Darfur. Ban mengatakan, para pejabat "ingin bertindak dengan cepat untuk mempersiapkan pengerahan paket bantuan besar itu", yang merujuk pada pada tahap kedua dari rencana PBB yang akan berpuncak pada pengiriman pasukan gabungan AU-PBB yang berkekuatan 20.000 tentara untuk mengambil alih pemeliharaan perdamaian di Darfur. Sekjen PBB itu meminta "penyedia tentara dan polisi dan juga para donor untuk menyumbang banyak sekali pada penguatan secepat mungkin operasi penjaga perdamaian di Darfur", kata jurubicaranya Michele Montas. Ia juga minta diakhirinya "permusuhan di wilayah itu tanpa penangguhan lagi". Pihak Khartoum, ibukota Pemerintahan Sudan, Senin dini hari mengumumkan persetujuannya terhadap pengiriman 3.000 personel militer penjaga perdamaian PBB yang sebagian besar staf militer dan polisi untuk memberikan bantuan logistik, komunikasi dan udara kepada 7.000 tentara Uni Afrika yang berperlengkapan-buruk dan selama ini gagal mengatasi perselisihan etnik berdarah selama empat tahun di Darfur. Persetujuan pihak Khartoum itu tiba setelah Ban pekan lalu menjamin Sudan bahwa helikopter tempur untuk digunakan oleh kesatuan PBB di Darfur akan dihindari, bukan tujuan serangan. Dalam sepucuk surat yang dikirim kepada Ban dan presiden Dewan Keamanan Senin, utusan Sudan di PBB Abdalmahmood Abdalhaleem memastikan persetujuan pemerintahnya pada "komponen helikopter", yang merupakan satu-satunya hal yang masih tersisa. Perjanjian ketiga pihak Uni Afrika, PBB dan Sudan mengenai tahap kedua dari rencana Darfur PBB itu dicapai di Addis Ababa pada Senin, demikian laporan AFP. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007