Jakarta (ANTARA News) - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat China selalu masuk dalam daftar lima besar negara yang menanamkan modal paling banyak ke Indonesia.
"China konsisten masuk lima besar sekarang," kata Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis dalam paparan di Jakarta, Kamis.
Sepanjang triwulan ketiga 2016 atau Juli-September 2016, lima besar negara asal penanaman modal asing (PMA) yakni Singapura (2,2 miliar dolar AS), Jepang (1,6 miliar dolar AS), China (600 juta dolar AS), British Virgin Islands (500 juta dolar AS) dan Belanda (500 juta dolar AS).
Ada pun sepanjang periode Januari-September 2016, lima besar negara asal PMA yakni Singapura (7,1 miliar dolar AS), Jepang (4,5 miliar dolar AS), China (1,6 miliar dolar AS), Hong Kong (1,6 miliar dolar AS) dan Belanda (1,1 miliar dolar AS).
"Kalau China dan Hong Kong ini digabung nilainya masih tetap kalah dari Jepang, tapi mereka konsisten masuk lima besar," katanya.
Dalam catatan BKPM, China baru masuk daftar negara teratas yang menanamkan modal ke Indonesia pada 2016.
Sejak 2011, negara yang paling banyak menanamkan modal di Indonesia adalah Singapura, Jepang, Korea Selatan, Belanda, Malaysia, Inggris dan Amerika Serikat.
Namun, posisi negara-negara itu tergeser China dan Hong Kong yang belakangan gencar berinvestasi di Tanah Air, terutama di sektor industri pengolahan.
Sebelumnya, BKPM mencatat realisasi investasi pada triwulan ketiga 2016 mencapai Rp155,3 triliun, naik 10,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp140,3 triliun.
Capaian tersebut terdiri atas penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp55,6 triliun dan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp99,7 triliun.
Secara kumulatif atau sepanjang Januari-September 2016, realisasi investasi total mencapai Rp453,4 triliun, naik 13,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp400 triliun).
"Capaian ini sekitar 76,2 persen dari target realisasi investasi 2016 sebesar Rp594,8 triliun. Kami optimistis kegiatan investasi akan semakin meningkat," ujar Azhar.
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016