Jakarta (ANTARA News) - Shelina Janmohamed menulis buku tentang "Generation M: Young Muslims Changing the World", yang membahas tentang peningkatan tren konsumerisme global yang berfokus pada generasi Muslim.
Sebagai salah satu penggerak ekonomi terkuat pada abad ke-21, gaya hidup Muslim yang menjangkau ke segala kategori dari makanan ke pariwisata, hingga ke pelayanan kesehatan dan sebagainya, telah menghasilkan ekonomi berbasis Islam yang menggairahkan.
Indonesia adalah salah satu pusat pergerakan Generasi Muslim. Hal ini sejalan dengan kondisi di mana Indonesia, secara rutin, menempati posisi atas dari prediksi pertumbuhan global. Dari sisi komersial dan kreatif, tanda-tanda pengaruh Generasi M di sekitar lingkungannya dan di tingkat global secara keseluruhan sudah semakin terlihat di mana-mana," kata perempuan yang juga Wakil Presiden dari Ogilvy Noor dalam siaran pers di Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan peran kepercayaan di ranah sosial dan komersial tidak dapat diremehkan begitu saja dan setiap hari, tingkat ketaatan terhadap agama menjadi semakin penting bagi banyak orang di dunia.
Dia mengatakan gagasan mengenai merek berbasis Islam, yaitu membangun bisnis, produk, dan merek ang melibatkan konsumen Muslim, telah menarik perhatian besar dari pelaku usaha.
Dari industri makanan halal dan gaya hidup diestimasi berkontribusi sebesar 1,8 triliun dolar AS pada tahun 2014 dan diprediksi akan meningkat ke 2,6 triliun dolar AS pada tahun 2020 dan keuangan Islam pada kisaran 1,3 triliun dolar AS dan 2,6 triliun ASsecara berturutan.
Saat ini, terdapat sebuah bentuk konsumerisme baru yang sedang berkembang gagasan mengenai merek berbasis Islam; membangun bisnis, produk untuk melibatkan konsumen Muslim telah menarik perhatian dan di sinilah para Muslim muda dunia dapat mulai terlibat.
"Kepercayaan mereka telah menginspirasi mereka untuk melibatkan merek ke dalam hal-hal tersebut. Begitu pula masa muda, pertumbuhan, dan kekuatan ekonomi mereka akan membuatnya menjadi salah satu penggerak ekonomi paling penting yang menggairahkan dan terus meningkat," kata dia.
Menurut dia pertumbuhan konsumerisne Musli di Indonesia telah terlihat bergerak naik sejak sekitar lima tahun yang lalu.
Dari 750 ribu usaha kecil dan menegah di bidang fesyen di Indonesia, 30 persen berada di dalam industri fesyen Muslim.
Sedangkan dalam sektor pariwisata, Kementerian Pariwisata telah mencatat kenaikan wisatawan Muslim ke Indonesia dan terdapat peningkatan sebanyak 10 persen dari tahun 2014 ke 2015.
Dalam jangka panjang, Indonesia menargetkan kedatangan 5 juta wisatawan Muslim ke Indonesia di tahun 2019 atau meningkat dua kali lipat dari target tahun 2016.
Rencana ambisius ini dilakukan untuk memaksimalkan upaya Indonesia untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar dari pasar Muslim yang selama ini baru bisa menarik 1,2 persen dari total market share total dunia dari pariwisata halal, di saat Malaysia dan Thailand masing-masing telah mendapatkan 25 persen dan 24 persen di tahun lalu.
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016