Kini, pasukan elite Irak didikan AS bernama resmi Dinas Kontra Terorism (CTS) yang juga sering disebut "Divisi Emas", menahan gerak majunya demi menunggu pasukan Irak lainnya sampai di front-front dekat Mosul, untuk konsolidasi serangan habis-habisan melawan ISIS.
Pasukan Irak yang menyerbu Mosul berkekuatan 30.000 tentara yang dibantu oleh pasukan khusus AS dan serangan udara yang dilancarkan pesawat-pesawat AS, Prancis dan Inggris. Sebaliknya, jumlah laskar ISIS di Mosul diperkirakan mencapai 5.000-6.000 serdadu.
Setelah puluhan desa dan kota direbut dari ISIS, kini jarak pasukan Irak dengan pasukan ISIS di Mosul tinggal beberapa kilometer saja.
Di Khazna, salah satu desa yang dirampas kembali oleh CTS dua hari lalu, pertempuran berlangsung dari rumah ke rumah dengan meninggalkan asap mengepul dari bangunan-bangunan hancur. Sebuah Humvee yang sudah rusak dan sisa-sisa bom mobil terlihat di sisi gurun.
Para penembak jitu CTS bersiaga di puncak-puncak gedung di tepi desa Khazna menatap gurun menuju ke Mosul.
Kendati CTS pasukan pemerintah, banyak Humvee mereka dipasangi bendera Syiah yang menjadi mayoritas di Irak. Gambaran ini menyakiti warga suku Sunni yang merupakan mayoritas penduduk Provinsi Nineveh di sekitar Mosul, demikian Reuters.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016