Ini memperlihatkan bagaimana kemampuan Indonesia dalam menanggulangi terorisme menjadi standar bagi dunia internasional untuk diaplikasikan di seluruh dunia."
Jakarta (ANTARA News) - Presiden RI Joko Widodo diagendakan untuk membuka perhelatan sidang umum Interpol ke-85 yang akan digelar di Nusa Dua, Bali pada 7-10 November 2016.
Selain presiden, dua pembicara utama dari Indonesia dalam acara tersebut adalah Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Kapolri diagendakan untuk berbagi pengalaman terkait pengungkapan dan pemberantasan terorisme. Sementara Menteri Susi akan menyampaikan sejumlah kasus penangkapan ikan ilegal yang marak terjadi di perairan Indonesia serta dampaknya terhadap kerusakan lingkungan.
"Kehadiran kedua pembicara tersebut karena Indonesia dianggap berprestasi dalam menangani kedua permasalahan itu dan negara lain dapat mengambil pelajaran dari keberhasilan Indonesia," kata Ses NCB Interpol Brigjen Pol Naufal Yahya, di Mabes Polri, Jakarta, Rabu.
Dalam sidang umum Interpol tersebut, tercatat akan dihadiri oleh 1.200 delegasi dari 154 negara anggota Interpol, sepuluh Sub Biro Interpol, pengamat dari organisasi internasional, eksibitor dan jurnalis dari dalam maupun luar negeri.
Sementara tiga tema besar yang akan dibahas dalam sidang tersebut yakni terorisme, kejahatan terorganisasi dan kejahatan siber.
Menurutnya, peran Kepolisian Indonesia dalam pemberantasan terorisme di dalam negeri telah dijadikan contoh dalam pemberantasan terorisme di berbagai negara.
"Ini memperlihatkan bagaimana kemampuan Indonesia dalam menanggulangi terorisme menjadi standar bagi dunia internasional untuk diaplikasikan di seluruh dunia," katanya.
Pihaknya juga mengatakan keberadaaan Interpol sangat penting bagi Kepolisian Indonesia untuk mengungkap kasus terorisme dan kejahatan terorganisir karena adanya basis data Interpol yang cukup lengkap dan akurat.
"Pelaku kejahatan bisa berpindah-pindah dengan cepat. Tanpa bantuan Interpol, kita agak kesulitan menangkapnya," katanya.
Kejahatan terorganisir diantaranya kasus perdagangan manusia, kasus tindak pidana pencucian uang dan kasus korupsi.
Sementara dalam menangani kejahatan siber, Indonesia akan bertukar pengalaman dalam menangani kejahatan siber dengan delegasi dari negara lain.
Sidang umum Interpol yang dilakukan setiap tahun ini merupakan wadah untuk menentukan semua keputusan utama yang mempengaruhi kebijakan umum, metode kerja, program kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan bagi kerja sama internasional. Keputusan yang keluar dari pelaksanaan sidang umum Interpol dapat digunakan untuk meningkatkan pelayanan khusus bagi penegak hukum dalam upaya menciptakan kerja sama internasional melawan kejahatan internasional dan transnasional.
"Kerja sama ini diperlukan untuk mengatasi berbagai kejahatan dengan pelaku yang berasal dari jaringan internasional seperti narkoba dan terorisme," katanya.
Sementara Kadivhumas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar berharap, Indonesia yang menjadi tuan rumah pelaksanaan sidang umum Interpol bisa memberikan kontribusi dalam mewujudkan perdamaian dunia. Selain itu, dengan adanya acara yang diselenggarakan di Bali ini, diharapkan turut mempromosikan pariwisata Indonesia kepada para delegasi negara-negara anggota Interpol.
"Pelaksanaan sidang Interpol di Bali sangat bagus untuk promo wisata kita, Wonderful Indonesia. Menambah nilai jual wisata Indonesia," katanya.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016