Jakarta (ANTARA News) - Indonesia mengalami defisit produksi sekitar satu miliar liter susu untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan untuk memenuhinya diperkirakan akan membutuhkan investasi sekitar Rp1,4 triliun untuk pembelian 286.000 sapi. "Kita defisit 70 persen susu, karena dari kebutuhan sekitar 1,3 miliar liter, produksi susu nasional hanya sekitar 350 juta liter," kata Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Thomas Darmawan, di Jakarta, Senin. Ia mengatakan, saat ini sejumlah industri susu olahan di dalam negeri masih mengimpor sekitar 70 persen susu cair untuk diolah menjadi susu bubuk, susu kental manis, yoghurt, mentega, keju, permen, dan lain-lain. Hal itu, lanjut dia, karena industri peternakan di dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan susu cair bagi industri pengolahan. "Selain itu tingkat produktivitas sapi di Indonesia juga masih rendah hanya sekitar 8-12 liter per sapi per hari. Di Israel satu sapi bisa menghasil 30-35 liter per hari," katanya. Oleh karena itu, Thomas mengusulkan, selain membutuhkan investasi Rp1,4triliun untuk pengadaan sekitar 286 ribu ekor sapi yang menghasilkan 3500 liter susu per sapi per tahun untuk memenuhi kebutuhan susu domestik, pemerintah juga perlu mencari bibit sapi unggul yang produktivitasnya tinggi. "Pemerintah juga perlu memberi insentif kepada industri peternakan dengan memasukkan susu dalam PP Nomor 1 Tahun 2007 yang memberi insentif. Kalau peternak kita disuruh kredit dengan bunga di atas 15 persen, sedangkan di Thailand lima persen, ya tidak bisa bersaing," katanya. Thomas menilai, insentif bagi peningkatan produksi susu cair nasional sangat penting guna mengurangi ketergantungan impor dan menarik investasi susu cair di dalam negeri. "Japfa (PT Japfa Comfeed) dan Salim mengembangkan industri di China dan Mongolia," katanya. Ia mengatakan tidak berkembangnya investasi susu cair di dalam negeri akibat tingginya pungutan distribusi dan tidak dikembangkannya peternakan sapi perah di luar Jawa. Lebih jauh, Thomas mengatakan, konsumsi susu di Indonesia per kapita per tahun mencapai sembilan liter, jauh lebih kecil dibandingkan negara tetangga, seperti Malaysia yang mencapai 27 liter per tahun. Dari jumlah tersebut konsumsi susu di Indonesia sebesar 60 persen merupakan susu bubuk, sebanyak 35 persen susu kental manis, dan lima persen susu cair. "Seharusnya kan konsumsi susu cair yang tinggi yaitu 50-60 persen," demikian Thomas. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007