New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia berakhir lebih rendah pada Senin (Selasa pagi WIB), setelah Irak mengatakan ingin dibebaskan dari pemotongan produksi bersama anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).
OPEC pada bulan lalu sepakat untuk mengurangi produksi minyak mereka menjadi 32,50 juta barel per hari dari tingkat saat ini sebesar 33,24 juta barel per hari untuk meningkatkan pasar, lapor Xinhua.
Kelompok kartel ini akan menyetujui tingkat konkret dari produksi masing-masing negara pada pertemuan resmi berikutnya pada November di Wina.
Menteri Perminyakan Irak Jabar Ali al-Luaibi mengatakan pada Minggu (23/10) bahwa negaranya, produsen terbesar kedua di OPEC, ingin dibebaskan dari pengurangan produksi karena membutuhkan lebih banyak uang untuk memerangi militan Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS).
Harga minyak berada di bawah tekanan lebih lanjut, karena penguatan dolar AS membuat minyak yang dihargakan dalam greenback kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,13 persen menjadi 98,821 pada akhir perdagangan Senin, tertinggi dalam hampir sembilan bulan.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember kehilangan 0,33 dolar AS menjadi menetap di 50,52 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember turun 0,32 dolar AS menjadi ditutup pada 51,46 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
(Uu.A026)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016